Kupang (ANTARA) - Badai siklon tropis Seroja yang telah menghantam pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah merusak hampir 90 persen sistem kelistrikan di berbagai wilayah tersebut.
Akibat dari bencana tersebut khusus untuk pulau Timor saja, dua menara Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilovolt (kV) patah dan roboh. Kerusakan tower atau menara transmisi tersebut berdampak pada padamnya sistem kelistrikan di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Belu.
Untuk mengatasinya, PLN akhirnya berhasil membangun menara darurat (tower emergency) setinggi 61 meter. Dari estimasi waktu perbaikan selama 1 bulan, ternyata proses perbaikan dapat dilakukan dalam waktu 10 hari saja.
Kinerja bagus dari petugas PLN tentunya mendapatkan banyak apresiasi dari segala pihak, baik dari pejabat pemerintahan maupun dari masyarakat yang merasakan.
Seperti di Kota Kefamenanu Kabupaten TTU, warga justru bersorak gembira dan melakukan pesta kembang api pada saat listrik di Kota itu sudah menyala. Tak hanya itu, di Kota Kupang juga warga pun banyak yang menyampaikan terima kasihnya kepada para petugas PLN.
Baca juga: PLN: pasokan listrik di Pulau Timor sudah pulih
Di balik kesuksesan dari sejumlah petugas PLN menyalakan listrik tersebut, ada kisah dari dua Srikandi PLN yang turut serta mendirikan menara setinggi 61 meter tersebut.
Keduanya adalah Rosalia Widya Astuti Chandra dan Putri Ramadani, yang terjun langsung menjadi tim relawan PLN serta bekerja di garda terdepan di tower 19 dan 20 yang roboh akibat bencana di pulau Timor.
Dua Kartini tersebut merupakan putri daerah asal NTT yang bertugas di Unit Layanan Transmisi, dan Gardu Induk Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka terbang dari Mamuju menuju kampung halaman.
"Menjelang badai hari itu, saya sudah mulai cemas melihat stories di media sosial teman-teman. Saya melihat hujan begitu besar dan cuaca sangat buruk," ungkap Rosalia Widya Astuti Chandra, akrab disapa Widi (23 tahun), mulai berkisah.
Widi merupakan lulusan Politeknik Negeri Kupang dan bergabung menjadi bagian PLN dengan jabatan Junior Engineer Pemeliharaan Transmisi sejak tahun 2020.
Ketika badai dahsyat melanda, terbersit rasa cemas dalam diri Widi. "Saya khawatir dengan kondisi keluarga saya yang berada di Kupang," ceritanya.
Widya mengaku takut. Belum pernah dia melihat peristiwa bencana alam seperti ini seumur hidupnya. Banyaknya berita di berbagai media yang menampilkan banyak daerah yang hancur dan banyak korban meninggal dunia akibat bencana itu membuat dirinya sedih.
Baca juga: PLN pulihkan listrik 153 desa terdampak Seroja di Sumba
Menjadi relawan
Berita soal banyaknya bencana di di NTT dan membuat jaringan listrik di NTT padam total membuat manajemen PLN di Mamuju untuk mencari relawan yang bisa ikut ke NTT membantu jaringan kelistrikan di daerah itu yang putus total.
"Begitu manajer saya memberitahu info pembukaan relawan untuk pemulihan kelistrikan NTT, tanpa pikir panjang saya langsung mendaftarkan diri. Ternyata disetujui. Saya langsung berangkat ke Kupang untuk bergabung dengan relawan lain di lokasi," ujar dia sambil tersenyum.
Panggilan untuk menjadi relawan juga dirasakan Putri Ramadani. Gadis berusia 23 tahun ini bekerja di bagian Operasi dan pemeliharaan transmisi.
Sebagai tim relawan PLN, Widi dan Putri bertugas mengurus masalah persediaan logistik.
Keduanya memastikan semua kebutuhan personel yang bekerja di lokasi bisa terpenuhi dengan baik.
“Meski saya dan Widi perempuan, kami tak hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan. Kami juga ikut membantu mengangkat material dan menarik konduktor listrik untuk mendirikan tower," ungkap Putri.
Baca juga: Kisah mereka yang bertaruh nyawa pulihkan aliran listrik di NTT
Keduanya mengaku sangat termotivasi agar listrik cepat menyala. Sebab, hadirnya listrik akan banyak membantu warga.
Widya misalnya mengaku sangat puas dengan hasil kerjanya dan rekan-rekannya karena ikut merasakan kebahagiaan ketika melihat wajah-wajah tersenyum gembira karena cahaya listrik.
Bagi Widya ada hal yang sangat menghangatkan hatinya karena yang dilakukan tersebut membantu banyak orang, walaupun terpaksa harus menjalankan ibadah puasa dengan kerja yang berat.
Wajah bahagia dan senyum para korban merupakan hadiah dari jerih payah yang para relawan lakukan. Keduanya mengaku itu merupakan penghargaan tertinggi dari pekerjaan yang telah mereka lakukan.
"Sejak dahulu saya selalu bermimpi bekerja di PLN. Saya senang sekali ketika harapan saya terwujud dan bisa berkontribusi untuk kampung halaman saya," kata Putri bangga.
Baca juga: Dirut PLN sebut pemulihan kelistrikan di NTT ternyata jauh lebih cepat
Pemberdayaan perempuan
PLN telah berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan dengan membangun lingkungan kerja yang inklusif dan setara. Salah satunya dengan peningkatan komposisi perempuan hingga 15 persen pada level pimpinan senior.
Untuk itu, PLN telah membentuk Tim Gugus Tugas Srikandi PLN melalui Gerakan Women Empowerment PLN 2021 #StrongerthanBefore pada 21 April 2021.
Tim ini akan menyiapkan kebijakan yang lebih spesifik terkait kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, serta program-program peningkatan kualitas perempuan di PLN.
Komisaris PLN, Ilya Avianti turut mengapresiasi lahirnya PLN Wowen Empowerement yang yang akan mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Kami mendorong perempuan-perempuan di PLN untuk memiliki kemampuan yang mendukung pekerjaan dan perannya dalam keluarga dan masyarakat, serta meyakini bahwa dirinya penting dan berharga bagi perusahaan,” kata Ilya.
Gerakan ini juga didukung oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) yang menjadi pihak eksternal pertama yang mendukung program-program pengarusutamaan isu gender di PLN.
“Bersama PLN, kami mulai mendukung pengarusutamaan gender dalam proyek dan program kemitraan di bawah program pembangunan kelistrikan Indonesia Timur, di antaranya Kalimantan, Maluku, dan Papua,” kata Toru Kubo, Director of Southeast Asia Energy Department, ADB Head Quarter.
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang juga hadir pada Gerakan “Women Empowerment PLN 2021, meyakini bahwa perempuan modern saat ini mampu berkarya dan berprestasi secara optimal di tempat kerjanya masing-masing.
Baca juga: Wagub NTB : Hari Kartini momentum bangkitkan semangat perempuan
Kiprah dua Kartini PLN dibalik pembangunan menara darurat pulau Timor
Oleh Kornelis Kaha
21 April 2021 22:01 WIB
Putri dan Widya yang bertugas saat mendirikan menara darurat di Tower 19. ANTARA/HO
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: