Jakarta (ANTARA) - Tanggal 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini menjadi momentum sakral di Indonesia, sebagai pintu masuk kesetaraan hak antara perempuan dan laki – laki sebagai warga negara.

Semangat momentum kesetaraan ini juga selaras dengan inisiasi Gerakan Bersama untuk penghapusan kekerasan pada anak di Indonesia (Indonesia Joining Forces to End Violance Against Children atau IJF EVAC) untuk menyuarakan pentingnya mewujudkan hak anak atas pengasuhan dari orang tua dengan mengutamakan peran laki-laki sebagai ayah dalam pengasuhan positif pada anak.

Baca juga: Gautama bersaudara, inspirasi Kartini edisi milenial

“Di momen Hari Kartini ini mari kita merefleksi kembali peran pengasuhan yang setara antara laki-laki dan perempuan di dalam keluarga. Hal ini dapat menjadi sebuah model pengasuhan positif yang setara untuk menciptakan dan membangun hubungan positif dengan anak.” ujar Selina Patta Sumbung - Ketua Gerakan IJF EVAC sekaligus CEO Save the Children Indonesia dalam keterangan resmi, Rabu.

Kaum laki – laki atau ayah lebih sering diidentikan sebagai pencari nafkah utama dan kepala keluarga, sehingga peran pengasuhan anak di rumah lebih banyak diserahkan kepada Ibu. Padahal ayah dapat mempunyai peran dan kontribusi yang sama sebagai laki-laki dalam pengasuhan. Berbagai hasil studi menjelaskan bahwa keterlibatan ayah dalam mengasuh anak dapat sangat membantu meningkatkan tumbuh kembang dan kemampuan anak seperti fungsi kognitif, hubungan dan perilaku anak di lingkungan sosial hingga kesehatan mental dan fisik anak.

Pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak juga dipaparkan dalam sebuah journal (Promundo US 2020) yang merangkum berbagai studi yang bertemakan peran dan pengaruh ayah dalam pengasuhan. Di antaranya adalah ayah punya peran kritis dalam pertumbuhan fisik, kesehatan mental, serta kesejahteraan anak, khususnya di tahun awal usia anak.

Ayah juga memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan karakter anak melalui penerapan disiplin di rumah. Peran ayah dalam mendidik anak melalui pengasuhan yang bebas kekerasan memiliki dampak yang mendalam pada relasi anak di masa depan sebagai orangtua dan pasangan. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan tugas-tugas perawatan anak, tidak hanya berdampak pada perkembangan anak, tapi juga memberikan manfaat pada kesehatan perempuan dan pemberdayaan ekonomi.

Kemudian, peran ayah yang aktif dalam pengasuhan positif dalam keluarga akan membantu terwujudnya pola pengasuhan anak yang terbebas dari kekerasan dan terciptanya perlindungan terhadap hak-hak anak dalam lingkungan terkecil yaitu keluarga.


Baca juga: Perempuan didorong jadi pimpinan perguruan tinggi

Baca juga: Sri Mulyani ajak perempuan tiru Kartini, jadi "game changer" perubahan

Baca juga: Jadi relawan sana-sini, raih energi dari berbagi