Presiden Minta Menteri Miliki Sistem Pengawasan
12 Juli 2010 19:39 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2 kanan) dan Wapres Boediono meninjau kesiapan dan mencoba sejumlah fasilitas yang tersedia di Situation Room bersama sejumlah menteri KIB di gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/7). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para menteri agar memiliki sistem pengawasan sehingga dapat mengukur kinerja lembaganya, terutama dalam menjalankan program pemerintah.
"Saya sampaikan dalam sidang kabinet ...agar saudara semua dan kementerian, lembaga yang saudara pimpin, juga miliki monitoring system, support system," kata Presiden saat melakukan peninjauan ke Ruang Situasi (Situation Room) di gedung Bina Graha, kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin.
Presiden melakukan peninjauan ke Ruang Situasi yang difungsikan sebagai pusat pendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dengan didampingi oleh hampir seluruh menteri kabinet.
Dengan demikian, kata Presiden, para menteri atau pejabat setingkat benar-benar menguasai dan mengetahui apa yang dilaksanakan oleh kementerian atau lembaganya.
"Ini bagian dari supervisi, bagian dari pengawasan, bagian dari kontrol dalam sebuah organisasi," katanya.
Kepala Negara kemudian menjelaskan, pengawasan diperlukan karena pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem dan manajemen yang kredibel.
"Kita memahami manajemen tiada lain suatu proses yang dimulai dari perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengendalian," katanya.
Terkait dengan Ruang Situasi tersebut, Presiden Yudhoyono mengatakan dalam aplikasi yang lebih luas, fasilitas itu difungsikan
untuk mengambil keputusan strategis sehingga tidak meleset dan tepat waktu.
"Kalau kita lihat di bagian mana situasi itu terjadi, apakah di sekitar Ambalat, Papua dan lain-lain, kita bisa langsung mengambil keputusan secara lebih tepat dan cepat," katanya.
Oleh karena fungsinya yang strategis maka, kata Presiden, ada bagian-bagian tertentu di Ruang Situasi tersebut yang bersifat rahasia.
"Saya minta Pak Kuntoro (Ketua UKP4) untuk menjaga rahasia fasilitas ini. Kalau rahasia negara bocor itu bahaya untuk negara kita," ujarnya.
Presiden menegaskan perlunya keberadaan fasilitas seperti Ruang Situasi itu dalam keadaan darurat.
Ruang Situasi itu dilengkapi teknologi moderen dengan tiga layar dan enam televisi dan beberapa monitor yang menampilkan citra satelit seluruh wilayah Indonesia.
Ruang Situasi itu juga digunakan untuk rapat-rapat yang sifatnya khusus, mendesak, atau hal-hal yang sifatnya tidak diagendakan.
Ruangan yang telah direncanakan keberadaannya beberapa tahun lalu oleh Presiden itu juga dilengkapi pula oleh perangkat "video conference", kemudian sistem informasi berbasis koordinat dan akan memanfaatkan pasokan data satelit untuk mendapatkan situasi sesungguhnya di daerah.(G003/Z002)
"Saya sampaikan dalam sidang kabinet ...agar saudara semua dan kementerian, lembaga yang saudara pimpin, juga miliki monitoring system, support system," kata Presiden saat melakukan peninjauan ke Ruang Situasi (Situation Room) di gedung Bina Graha, kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin.
Presiden melakukan peninjauan ke Ruang Situasi yang difungsikan sebagai pusat pendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dengan didampingi oleh hampir seluruh menteri kabinet.
Dengan demikian, kata Presiden, para menteri atau pejabat setingkat benar-benar menguasai dan mengetahui apa yang dilaksanakan oleh kementerian atau lembaganya.
"Ini bagian dari supervisi, bagian dari pengawasan, bagian dari kontrol dalam sebuah organisasi," katanya.
Kepala Negara kemudian menjelaskan, pengawasan diperlukan karena pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem dan manajemen yang kredibel.
"Kita memahami manajemen tiada lain suatu proses yang dimulai dari perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengendalian," katanya.
Terkait dengan Ruang Situasi tersebut, Presiden Yudhoyono mengatakan dalam aplikasi yang lebih luas, fasilitas itu difungsikan
untuk mengambil keputusan strategis sehingga tidak meleset dan tepat waktu.
"Kalau kita lihat di bagian mana situasi itu terjadi, apakah di sekitar Ambalat, Papua dan lain-lain, kita bisa langsung mengambil keputusan secara lebih tepat dan cepat," katanya.
Oleh karena fungsinya yang strategis maka, kata Presiden, ada bagian-bagian tertentu di Ruang Situasi tersebut yang bersifat rahasia.
"Saya minta Pak Kuntoro (Ketua UKP4) untuk menjaga rahasia fasilitas ini. Kalau rahasia negara bocor itu bahaya untuk negara kita," ujarnya.
Presiden menegaskan perlunya keberadaan fasilitas seperti Ruang Situasi itu dalam keadaan darurat.
Ruang Situasi itu dilengkapi teknologi moderen dengan tiga layar dan enam televisi dan beberapa monitor yang menampilkan citra satelit seluruh wilayah Indonesia.
Ruang Situasi itu juga digunakan untuk rapat-rapat yang sifatnya khusus, mendesak, atau hal-hal yang sifatnya tidak diagendakan.
Ruangan yang telah direncanakan keberadaannya beberapa tahun lalu oleh Presiden itu juga dilengkapi pula oleh perangkat "video conference", kemudian sistem informasi berbasis koordinat dan akan memanfaatkan pasokan data satelit untuk mendapatkan situasi sesungguhnya di daerah.(G003/Z002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: