Bappenas ungkap belum ada sinergitas pembangunan kelautan perikanan
21 April 2021 13:17 WIB
Ilustrasi: Nelayan tradisional memindahkan hasil tangkapan ikan pukat jaring ke dalam keranjang di perairan laut Kampung Jawa, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (20/4/2021).Nelayan pukat di kawasan itu meningkatkan aktivitas mencari ikan sebanyak empat hingga lima kali menabuh jaring per hari untuk memenuhi pemintaan ikan yang meningkat pada bulan Ramadhan. ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia perlu sinergitas antarlembaga dan pemangku kepentingan guna memperkuat tata kelola.
Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas Sri Yanti dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu, menyebutkan masih ada egosektoral di antara pemangku kepentingan dalam pengelolaan kelautan dan perikanan Indonesia.
"Begitu banyak pemangku kepentingan, tapi belum ada sinergitas sehingga diperlukan sinergi guna meningkatkan dan perkuat tata kelola," kata Sri Yanti.
Sinergitas tersebut termasuk dalam kerangka pendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. Selain itu, kerangka regulasi juga memerlukan penajaman peran pemerintah daerah dalam pengelolaan perikanan.
Baca juga: KKP ajak pemda tingkatkan sinergi, awasi sumber daya perikanan
Di samping itu kerangka pendanaan juga memerlukan mekanisme pembiayaan untuk mendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. "Sumbernya bisa berbagai macam, bisa investasi pemerintah, dunia usaha, filantropi, maupun creative finance," kata dia.
Menurut Sri Yanti, usaha perikanan tangkap di Indonesia masih didominasi oleh armada kecil hingga menengah yang mencapai 99 persen. Sementara untuk perikanan budi daya juga masih perlu ditingkatkan untuk membantu program pengentasan stunting dengan memanfaatkan ikan sebagai sumber protein yang dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia.
"Isu lainnya pangsa ekspor Indonesia dibanding pasar dunia masih kecil, yaitu tiga persen. Isu mutu dan produk perikanan juga berdampak pada akses pasar
penerapan perikanan berkelanjutan, dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan belum terapkan good governance," kata dia.
Produksi perikanan tangkap tahun 2020 di Indonesia sebanyak 7,7 juta ton, sementara produksi perikanan budi daya mencapai 15,46 juta ton. Sedangkan untuk ekspor perikanan tahun 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS.
Baca juga: KKP tekankan strategi mitigasi jaga keberlanjutan komoditas perikanan
Baca juga: Dirjen KKP: Budi daya laut prioritas pembangunan sektor perikanan
Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian PPN/Bappenas Sri Yanti dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu, menyebutkan masih ada egosektoral di antara pemangku kepentingan dalam pengelolaan kelautan dan perikanan Indonesia.
"Begitu banyak pemangku kepentingan, tapi belum ada sinergitas sehingga diperlukan sinergi guna meningkatkan dan perkuat tata kelola," kata Sri Yanti.
Sinergitas tersebut termasuk dalam kerangka pendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. Selain itu, kerangka regulasi juga memerlukan penajaman peran pemerintah daerah dalam pengelolaan perikanan.
Baca juga: KKP ajak pemda tingkatkan sinergi, awasi sumber daya perikanan
Di samping itu kerangka pendanaan juga memerlukan mekanisme pembiayaan untuk mendukung pengelolaan perikanan berbasis ekosistem. "Sumbernya bisa berbagai macam, bisa investasi pemerintah, dunia usaha, filantropi, maupun creative finance," kata dia.
Menurut Sri Yanti, usaha perikanan tangkap di Indonesia masih didominasi oleh armada kecil hingga menengah yang mencapai 99 persen. Sementara untuk perikanan budi daya juga masih perlu ditingkatkan untuk membantu program pengentasan stunting dengan memanfaatkan ikan sebagai sumber protein yang dapat diakses di seluruh wilayah Indonesia.
"Isu lainnya pangsa ekspor Indonesia dibanding pasar dunia masih kecil, yaitu tiga persen. Isu mutu dan produk perikanan juga berdampak pada akses pasar
penerapan perikanan berkelanjutan, dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan belum terapkan good governance," kata dia.
Produksi perikanan tangkap tahun 2020 di Indonesia sebanyak 7,7 juta ton, sementara produksi perikanan budi daya mencapai 15,46 juta ton. Sedangkan untuk ekspor perikanan tahun 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS.
Baca juga: KKP tekankan strategi mitigasi jaga keberlanjutan komoditas perikanan
Baca juga: Dirjen KKP: Budi daya laut prioritas pembangunan sektor perikanan
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: