Kanselir Jerman sangat prihatin dengan kesehatan Navalny
20 April 2021 17:17 WIB
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menghadiri sidang untuk mempertimbangkan banding atas keputusan pengadilan sebelumnya untuk mengubah hukuman yang ditangguhkan menjadi hukuman penjara sebenarnya, di Moskow, Rusia, Sabtu (20/2/2021), dalam gambar yang diambil dari video. ANTARA FOTO/Press Service of Moscow City Court/Handout via REUTERS/hp/cfo (via REUTERS/MOSCOW CITY COURT)
Berlin (ANTARA) - Jerman sangat prihatin dengan kondisi kesehatan kritikus Kremlin Alexei Navalny, kata Kanselir Angela Merkel.
"Pemerintah Jerman, bersama-sama dengan yang lain, mendesak agar Navalny dapat menerima perawatan medis yang memadai," kata Merkel kepada Majelis Parlemen Dewan Eropa pada Selasa.
Merkel juga mengatakan bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina menciptakan situasi "tegang yang mengkhawatirkan". Dia menekankan pentingnya untuk terus berdialog tentang masalah tersebut.
Reuters sebelumnya melansir bahwa Navalny, 44 tahun, sedang mengalami peningkatan kemungkinan gagal ginjal dan penglihatannya kian buruk usai melakukan aksi mogok makan selama lebih dari dua bulan.
Penentang utama Presiden Rusia Vladimir Putin itu mulai menolak makanan pada 31 Maret sebagai bentuk protes atas minimnya pengobatan medis yang sesuai untuk kaki dan nyeri punggung yang dideritanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Amnesty International: Rusia mungkin perlahan bunuh Navalny
Baca juga: Pakar HAM PBB minta penyelidikan internasional kasus keracunan Navalny
Baca juga: Oposisi Rusia peringati pembunuhan pengkritik Kremlin Nemtsov
"Pemerintah Jerman, bersama-sama dengan yang lain, mendesak agar Navalny dapat menerima perawatan medis yang memadai," kata Merkel kepada Majelis Parlemen Dewan Eropa pada Selasa.
Merkel juga mengatakan bahwa penumpukan pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina menciptakan situasi "tegang yang mengkhawatirkan". Dia menekankan pentingnya untuk terus berdialog tentang masalah tersebut.
Reuters sebelumnya melansir bahwa Navalny, 44 tahun, sedang mengalami peningkatan kemungkinan gagal ginjal dan penglihatannya kian buruk usai melakukan aksi mogok makan selama lebih dari dua bulan.
Penentang utama Presiden Rusia Vladimir Putin itu mulai menolak makanan pada 31 Maret sebagai bentuk protes atas minimnya pengobatan medis yang sesuai untuk kaki dan nyeri punggung yang dideritanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Amnesty International: Rusia mungkin perlahan bunuh Navalny
Baca juga: Pakar HAM PBB minta penyelidikan internasional kasus keracunan Navalny
Baca juga: Oposisi Rusia peringati pembunuhan pengkritik Kremlin Nemtsov
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: