Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa KSP akan terus mengawal proses pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), di Depok, Jawa Barat, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional.

"Kalau ada hambatan, kita 'ratakan'. Tidak ada cerita terhambat atau terlambat,” tegas Moeldoko di sela kunjungannya ke UIII Depok seperti yang disampaikan dalam rilis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Sebagai Proyek Strategis Nasional, UIII didirikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 tahun 2016. Pada perjalanannya, kampus dengan nilai proyek hampir Rp4 triliun itu diperkirakan selesai tahun 2023 dan saat ini baru menghabiskan anggaran Rp1,1 triliun.

Baca juga: Universitas Islam Internasional Indonesia siap terima mahasiswa

Baca juga: Hutama Karya segera rampungkan asrama UIII berstandar internasional


Moeldoko mendapat aduan adanya hambatan anggaran untuk beberapa kebutuhan dasar, salah satunya terkait pengembangan digital.

Mendengar aduan itu, Moeldoko yang didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan memastikan KSP akan segera mengomunikasikan atas hambatan tersebut. "Ini tugas kami untuk membereskannya. Kami akan bantu agar target pembangunan UIII tercapai,” kata Moeldoko.

Terlepas dari itu, Moeldoko meminta semua pihak yang terlibat dalam pembangunan UIII memerhatikan jadwal dan keinginan Presiden Joko Widodo.

Apalagi, kata dia, kampus ini mengemban misi yang mulia, karena membangun masa depan Indonesia dan akan menjadi pusat kajian peradaban masyarakat Indonesia.

"Artinya, kampus ini diharapkan tidak hanya mengusung ajaran-ajaran Islam semata, tapi juga mempererat Islam pada dunia luar," jelas Moeldoko.

Sesuai rencana, kampus UIII tidak hanya diisi oleh mahasiswa asal Indonesia saja, melainkan juga mahasiswa dari berbagai negara. Pada tahap awal, pihak kampus telah menyiapkan 100 mahasiswa untuk empat fakultas melalui jalur beasiswa.

Dari jumlah itu, sebagian besar akan diisi mahasiswa dalam negeri dan sebagian lainnya berasal dari negara lain.

“Tapi harus dipikirkan lagi soal persentase jumlah mahasiswa dari luar negeri itu. Karena masih banyak masyarakat Indonesia yang juga ingin belajar tapi belum ada tempat,” tutur dia.

Rektor UIII Komaruddin Hidayat menegaskan kampus dengan lahan seluas 142 hektare dan diperuntukkan bagi mahasiswa program S2 dan S3 ini bisa memulai kegiatan perkuliahan pada September 2021 mendatang.

Hanya saja, Komaruddin belum bisa memastikan apakah kegiatan perkuliahan nanti dilakukan secara offline atau online.

“Tapi kegiatan operasional kampus sudah kami mulai. Kami juga telah mengadakan beberapa kegiatan seperti webinar,” kata Komaruddin.

Baca juga: Menteri PUPR targetkan konstruksi kampus UIII Depok tuntas Juni 2021

Baca juga: Kemenag: UIII pusat studi Islam dunia khas Indonesia


Komaruddin juga memastikan para pengajar di kampus UIII merupakan pengajar dengan gelar profesor lulusan luar negeri. Hal ini terkait dengan sistem pengajaran yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Meski begitu, dia juga membuka keterlibatan dosen-dosen lokal sebagai asisten para profesor tersebut.

Komaruddin menyampaikan kembali pesan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menginginkan kampus UIII bisa menampung idiom Indonesia sebagai the largest moeslim country, sekaligus menjadi tujuan objek studi mahasiswa luar negeri.

Dia berharap kampus UIII menjadi simbol keberagaman yang dikemas dalam suatu format akademik dan menjadi konsumsi masyarakat intelektual.