BMKG prediksi awal kemarau Sultra pada Juli-Agustus 2021
19 April 2021 17:46 WIB
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Konawe Selatan, Aris Yunatas saat menunjukkan perkembangan prakiraan cuaca melalui layar monitor. ANTARA/HO-BMKG.
Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau di wilayah Sulawesi Tenggara terjadi pada awal Juli hingga awal Agustus 2021.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Konawe Selatan, Aris Yunatas melalui pesan WhatsApp yang diterima di Kendari, Senin, menjelaskan ada beberapa daerah di Sulawesi Tenggara akan mengalami musim kemarau yang cukup berat sehingga perlu antisipasi sejak dini.
Dijelaskan, prakiraan awal musim kemarau pada bulan Juli terjadi di dua zom yang terdiri Kota Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Muna dan Wakatobi.
Baca juga: BMKG Ambon imbau warga waspada dampak Siklon Tropis Surigae
Sementara musim kemarau gelombang kedua pada bulan Agustus terjadi di tiga Zom yang meliputi wilayah Bombana, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan.
Menurut Aris, musim kemarau tersebut disebabkan pola angin Monsun dari Australia yang masuk ke wilayah Sulawesi Tenggara bersifat kering. Pasalnya hampir sebagian wilayah yang ada di Australia merupakan padang savana, sehingga turut mempengaruhi pola angin yang masuk ke Indonesia.
Baca juga: BMKG prediksi potensi hujan lebat di sebagian wilayah Indonesia
Baca juga: BMKG prediksi Siklon Tropis Surigae melemah dan jauhi Indonesia
"Prakiraan awal musim kemarau 2021 di Sulawesi Tenggara pada umumnya mundur dari rata-rata normalnya. Sifat curah hujan pada musim kemarau diprakirakan pada umumnya normal sampai dengan di atas normal. Namun dalam skala harian kondisi cuaca sangat fluktuatif," ujar Aris Yunatas.
BMKG memprediksi kemarau yang terjadi pada awal Juli 2021 memiliki dampak yang buruk seperti kekeringan, krisis air bersih, rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan, waduk mengering, debit sungai menurun bahkan musim kemarau bisa mengganggu kesehatan manusia.
Olehnya itu, BMKG Stasiun Klimatologi menghimbau kepada semua pihak untuk melakukan antisipasi sejak dini seperti menyimpan cadangan air, membuat sumur resapan, pengaturan jadwal tanam bagi petani serta mencegah kebakaran hutan dengan rutin berpatroli.
Baca juga: BMKG sebut Malut masih dilanda cuaca ekstrem
Baca juga: BMKG imbau warga Sulteng tetap waspadai ancaman siklon tropis
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Konawe Selatan, Aris Yunatas melalui pesan WhatsApp yang diterima di Kendari, Senin, menjelaskan ada beberapa daerah di Sulawesi Tenggara akan mengalami musim kemarau yang cukup berat sehingga perlu antisipasi sejak dini.
Dijelaskan, prakiraan awal musim kemarau pada bulan Juli terjadi di dua zom yang terdiri Kota Baubau, Buton, Buton Selatan, Buton Utara, Muna dan Wakatobi.
Baca juga: BMKG Ambon imbau warga waspada dampak Siklon Tropis Surigae
Sementara musim kemarau gelombang kedua pada bulan Agustus terjadi di tiga Zom yang meliputi wilayah Bombana, Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan.
Menurut Aris, musim kemarau tersebut disebabkan pola angin Monsun dari Australia yang masuk ke wilayah Sulawesi Tenggara bersifat kering. Pasalnya hampir sebagian wilayah yang ada di Australia merupakan padang savana, sehingga turut mempengaruhi pola angin yang masuk ke Indonesia.
Baca juga: BMKG prediksi potensi hujan lebat di sebagian wilayah Indonesia
Baca juga: BMKG prediksi Siklon Tropis Surigae melemah dan jauhi Indonesia
"Prakiraan awal musim kemarau 2021 di Sulawesi Tenggara pada umumnya mundur dari rata-rata normalnya. Sifat curah hujan pada musim kemarau diprakirakan pada umumnya normal sampai dengan di atas normal. Namun dalam skala harian kondisi cuaca sangat fluktuatif," ujar Aris Yunatas.
BMKG memprediksi kemarau yang terjadi pada awal Juli 2021 memiliki dampak yang buruk seperti kekeringan, krisis air bersih, rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan, waduk mengering, debit sungai menurun bahkan musim kemarau bisa mengganggu kesehatan manusia.
Olehnya itu, BMKG Stasiun Klimatologi menghimbau kepada semua pihak untuk melakukan antisipasi sejak dini seperti menyimpan cadangan air, membuat sumur resapan, pengaturan jadwal tanam bagi petani serta mencegah kebakaran hutan dengan rutin berpatroli.
Baca juga: BMKG sebut Malut masih dilanda cuaca ekstrem
Baca juga: BMKG imbau warga Sulteng tetap waspadai ancaman siklon tropis
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: