Surabaya (ANTARA) - Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Prof. Felycia Edi Soetaredjo, ST., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng menyatakan perguruan tinggi di Taiwan banyak diminati pelajar Indonesia.

"Indonesia merupakan sumber pelajar asing terbesar ketiga di Taiwan. Ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Taiwan cukup banyak diminati pelajar Indonesia," kata Prof. Felycia Edi Soetaredjo melalui pers rilis yang diterima ANTARA di Surabaya, Jumat.

Meskipun ikut terpengaruh pandemi COVID-19 tahun lalu, tapi jumlah pelajar Indonesia di Taiwan meningkat. Jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Taiwan mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 5.074 orang menjadi 13.804 orang pada 2020.

"Indonesia merupakan negara sumber pelajar asing terbesar ketiga di Taiwan," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Babel kirimkan ribuan masker bantu mahasiswa di Taiwan

Baca juga: Tiga mahasiswa Unud raih medali emas di Taiwan


Prof. Felycia Edi Soetaredjo baru-baru ini dianugerahi Distinguished Taiwan Alumni Award tahun ke-2 oleh Kementerian Pendidikan Taiwan.

Acara penghargaan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh kementerian pendidikan Taiwan, yang akan memilih 5 sampai 10 Alumni Taiwan di seluruh dunia yang berprestasi untuk dianugerahi penghargaan tertinggi.

Prof. Felycia adalah peraih "Distinguished Taiwan Alumni Award" yang pertama dari Indonesia. Ia juga pernah terpilih sebagai Outstanding Alumni Department of Chemical Engineering, National Taiwan University of Science and Technology di tahun 2019.

Setelah menerima gelar Ph.D. dari National Taiwan University of Science and Technology, ia mengajar dan memberikan kontribusi di Universitas Katolik Widya Mandala di Surabaya.

Prof. Felycia mengucapkan terima kasih kepada almamaternya National Taiwan University of Science and Technology atas pembinaan yang telah diberikan, dan merasa sangat tersanjung dianugerahi kehormatan ini oleh Kementerian Pendidikan Taiwan.

Selain itu, Prof. Felycia juga mengungkapkan Taiwan adalah kampung halamannya yang kedua, yang membuatnya bisa belajar dengan sukses. Felycia juga mengakui Program Pengembangan Bakat dari Taiwan New Southbound Policy telah menunjukkan Taiwan telah berkontribusi dalam pengembangan bakat terhadap komunitas internasional.

Pendidikan tinggi yang berkualitas unggul di Taiwan, ditambah dengan kehidupan yang nyaman, telah menyebabkan jumlah pelajar internasional yang pergi ke Taiwan mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dari 57.000 pada tahun ajaran 2011 meningkat lebih dari 120.000 di tahun ajaran 2020.

Tidak hanya itu, pengadaan lingkungan yang ramah Muslim oleh pemerintah Taiwan dan pihak swasta membuat banyak pelajar Muslim Indonesia semakin merasakan keramahannya.

Pemerintah Taiwan dan berbagai perguruan tinggi juga telah meluncurkan berbagai macam beasiswa, sehingga pelajar dari Indonesia dan negara lain dapat mendaftar dan belajar di Taiwan dengan mudah. (*)

Baca juga: Ikut "summer program", mahasiswa UMM dikirim ke Taiwan

Baca juga: 5.000 mahasiswa Indonesia terjerat praktik kuliah kerja