Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Selasa sore melemah 15 poin mendekati 9.100 per dolar AS akibat minimnya sentimen positif.

Rupiah ditransaksikan pada kisaran 9.070/9.080 per dolar AS, lebih lemah dibanding penutupan hari sebelumnya 9.055/9.065.

Analis PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan mengatakan, pasar masih dilanda aksi lepas terhadap rupiah sehingga mata uang Indonesia itu mengalami koreksi.

Pelaku masih menunggu muncul sentimen pasar untuk melakukan transaksi akibatnya pasar makin lesu, katanya.

Investor asing, lanjut dia, masih belum turun ke pasar sehingga pergerakan rupiah masih dalam kisaran sempit 9.050 sampai 9.075 per dolar.

Kondisi pasar seperti mengakibatkan transaksi perdagangan di pasar uang cenderung merosot dibanding hari-hari sebelumnya, kata Krisna Dwi Setiawan.

Menurut dia, pasar uang seharusnya bisa lebih ramai, karena pertumbuhan ekonomi nasional saat ini didukung bukan hanya sektor konsumsi bahkan oleh sektor produksi.

Hal ini disebabkan investor asing makin aktif menempatkan dananya baik di instrumen Bank Indonesia maupun di pasar saham, ucapnya.

Ia mengatakan, pelaku lokal juga memfokuskan perhatian terhadap data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi bulan ini yang diperkirakan akan meningkat, akibat naiknya harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa.

"Kami memperkirakan laju inflasi masih sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," kata Krisna .

Jadi pergerakan rupiah yang cenderung melemah karena sesuai kehendak pasar, namun peluang untuk kembali menguat masih besar.

"Pasar saat ini menunggu pelaku asing untuk kembali bermain di pasar, mereka cenderung menunggu munculnya data baru dari BPS mengenai inflasi," ucapnya.

(H-CS/A011/S026)