Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperpanjang kerja sama dalam pembinaan dan pengawasan pemanfaatan energi nuklir di bidang pelayanan kesehatan dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kepala BAPETEN Jazi Eko Istiyanto di Kantor Kementerian Kesehatan Jakarta pada Jumat siang menandatangani nota kesepahaman kerja sama perihal pembinaan dan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir di bidang kesehatan.

"Saya lihat ternyata nuklir dipakai untuk keperluan diagnostik dan terapi. Untuk proses diagnosis terbantu karena bisa tembus secara visual. Radiasi bisa menembus sehingga teknik diagnosa sangat terbantu dengan nuklir," kata Budi.

"Saya setuju kita desain alat, persiapkan orang, operasikan alat, kembangkan standar diagnostik baru dengan teknologi nuklir ini," ia menambahkan.

Kepala BAPETEN dalam sambutannya mengatakan bahwa kerja sama dengan Kementerian Kesehatan mencakup interkoneksi BALIS, aplikasi sistem informasi berbasis web untuk mendukung pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir.

"Telah disiapkan kerja sama BALIS dengan sistem informasi rumah sakit dan aplikasi sarana, prasarana, dan alat kesehatan atau ASPAK," katanya.

Baca juga:
BATAN: Pengembangan nuklir difokuskan pada pangan dan kesehatan
BATAN perkenalkan teknologi nuklir bidang kesehatan