Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa tren permintaan minyak kelapa sawit mentah atau CPO dunia terus meningkat dan hal itu mendorong harga Tanda Buah Segar (TBS) sawit di Kalbar terus membaik dan saat ini harga tertinggi di atas Rp2.000 per kilogram.

“Harga TBS sawit untuk periode I April 2021 telah ditetapkan untuk usia 10 – 20 tahun Rp2.216.20 per kilogram. Harga stabil tinggi karena faktor permintaan CPO tinggi. Untuk harga CPO sendiri saat ini di Kalbar Rp9.772,72 dan Karnel Rp6.803,73 per kilogram,” ujarnya di sela kegiatan webinar internasional menggali potensi ekonomi Tiongkok- Kalbar pasca pandemi yang digelar ANTARA di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa komoditas CPO di Kalbar yang juga sebagian diekspor ke Tiongkok diprediksikan baik dari sisi permintaan dan harga tahun ini akan meningkat.

“Nah, ini tentu akan berdampak besar bagi perekonomian daerah dan masyarakat terutama petani swadaya,” jelas dia.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspekpir) Kalbar, Ys Marjitan, mengakui saat ini harga TBS mengalami kenaikan dan konsisten di atas Rp2.000 per kilogram.

Bahkan, ada sejumlah pabrik mengambil TBS dengan harga tertinggi kendati sebenarnya harga tersebut lebih rendah berdasarkan harga ketetapan pemerintah.

“Saat ini sudah menggunakan harga tertinggi. Misalnya harga TBS yang usia sembilan tahun sebenarnya Rp1.900-an, tetapi dibeli dengan harga maksimal usia 10-20 tahun Rp2.000 ribu,” ungkapnya.

Para petani, menurut Marjitan menyambut positif tren harga sawit yang tinggi ini. Selain kenaikan harga pada pasar dunia, tingginya harga sawit menurutnya juga dikarenakan baiknya permintaan dari pabrik kelapa sawit.

“Kami berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Internasional Kijing dapat memangkas biaya logistik, sehingga berdampak pada harga sawit,” jelas dia

Sementara itu, kesejahteraan petani yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalbar terus menunjukkan kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mendata, NTP pada Maret 2021 sebesar 120,82 poin naik 2,98 persen dibanding NTP bulan Februari 2021 sebesar 117,31 poin.

“Hal ini disebabkan Indeks Harga yang diterima Petani naik 2,97 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani turun 0,01 persen,” ungkap Kepala BPS Kalbar, Muh Wahyu Yulianto.