Jakarta (ANTARA/JACX) - Salah satu unggahan di Facebook mencatut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang 377 dari 100 ribu orang meninggal setelah divaksin COVID-19.

Akun Facebook itu menyebut data itu berasal dari laporan WHO yang bocor.

Berikut sedikit kutipan dari unggahan berikut:
"Menurut studi keamanan WHO yang bocor, jika mereka menghentikan vaxxing, minimal 377 dari setiap 100 ribu orang yang seharusnya disuntik secara fatal akan hidup. ”

Namun, apakah benar klaim data dari WHO tentang jumlah kematian akibat vaksin COVID-19 tersebut?
Tangkapan layar hoaks WHO sebut setiap 377 dari 100 ribu orang meninggal setelah divaksin (Facebook)


Penjelasan:

Berdasarkan klarifikasi fakta Reuters berjudul Fact Check-The WHO did not say 377 out of every 100,000 people die from COVID-19 vaccines menyebut kabar itu adalah informasi salah.

Reuters menyebut tidak ada laporan WHOt terkait kematian 337 orang akibat vaksin COVID-19.

Pada akhir Maret 2021, WHO merilis laporan yang merinci cara untuk memprioritaskan kemanana vaksin. Laporan itu juga mengatakan vaksin COVID-19 aman dan efektif.

WHO juga telah memberikan pernyataan data tersebut tidak pernah ada. Lembaga tersebut menambahkan, "vaksin, seperti semua obat, dapat memiliki efek samping. Pemberian vaksin didasarkan pada analisis risiko versus manfaat".

Klaim: WHO sebut setiap 377 dari 100 ribu orang meninggal setelah divaksin
Rating: Hoaks

Cek fakta: Tol Jakarta-Cikampek dijual ke Uni Emirat Arab? Cek faktanya!

Cek fakta: Cek Fakta: Benarkah link subsidi listrik PLN berlaku hingga 14 Mei 2021?