Denpasar (ANTARA News) - Di Bali kini terdapat 20 etnis yang terhimpun dalam wadah Forum Komunikasi Paguyuban Etnis Nusantara (FKPEN) yang terbentuk sejak sembilan tahun silam (2001).

"Selain itu masih ada empat etnis lainnya yang tidak memiliki ikatan dan tidak masuk dalam FKPEN," kata Dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Drs I Gusti Made Ngurah di Denpasar, Senin.

Mantan Kakanwil Departemen Agama Provinsi Bali itu menambahkan, keempat etnis yang belum memiliki ikatan tersebut terdiri atas etnis Sasak, Bugis, Dayak dan etnis Bali sendiri.

Pembentukan PKPEN yang diketuai Prof Dr I Gede Suyatna bertujuan untuk berperanserta secara aktif dalam proses pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan di Bali.

Selain itu ikut ambil bagian menjaga kelestarian dan keajegan Bali, menciptakan suasana yang aman serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa dalam wilayah NKRI.

Gusti Made Ngurah yang pernah membina foum komunikasi tersebut menjelaskan, ke-20 etnis di Nusantara itu ikut secara aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seni budaya dan kemasyarakatan.

Dengan demikian secara tidak langsung etnis nusantara itu menjadi penduduk Bali, dan etnis Bali merupakan jumlah terbesar sebagai penduduk asli.

Etnis Bali sendiri tidak membuat paguyuban baru seperti yang dimiliki etnis lain dan tidak masuk dalam keanggotaan FKPEN, karena mereka sudah terhimpun dalam berbagai kelembagaan agama dan lembaga tradisional antara lain dalam desa adat (Pekraman).

Pemerintah Provinsi Bali merangkul seluruh etnis Nusantara yang ada di Bali tersebut dalam memelihara dan menjaga stabilitas keamanan serta memantapkan kerukunan umat beragama.

Para paguyuban dari berbagai daerah di Nusantara itu dapat diajak secara aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang muncul, sekaligus mendorong pembangunan menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat di Pulau Dewata, ujar Gusti Made Ngurah.
(ANT/A024)