Olimpiade
PM Jepang tegaskan pemerintah akan berjuang demi Olimpiade
15 April 2021 20:20 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berbicara pada rapat mengenai markas pengendalian infeksi virus corona (COVID-19) di kantor perdana menteri di Tokyo, Jepang, Jumat (22/1/2021). ANTARA FOTO/Kazuhiro Nogi/Pool via REUTERS/HP/djo/am.
Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga pada Kamis menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan apa pun yang memungkinkan untuk mencegah penyebaran virus corona menjelang penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 23 Juli mendatang, demikian Reuters dikutip pada Kamis.
Hal itu disampaikan PM Suga merespons pernyataan seorang pejabat partai berkuasa Jepang yang mengatakan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo masih menjadi opsi jika pandemi COVID-19 kian memburuk.
“Tidak ada perubahan dari sikap pemerintah. Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk mencegah penyebaran virus menjelang Olimpiade,” kata Suga kepada wartawan sebelum bertolak ke AS untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Baca juga: Sekjen LDP: Pembatalan Olimpiade bisa jadi opsi jika COVID-19 memburuk
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal Jepang, Toshihiro Nikai, sebelumnya menyatakan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo masih menjadi opsi di tengah kasus virus corona yang semakin meningkat pada 100 hari menjelang upacara pembukaan dimulai 23 Juli.
“Jika situasi tak memungkinkan (menggelar Olimpiade) maka kami harus menyerah,” kata Nikai.
“Pembatalan tentu saja menjadi salah satu opsi. Untuk apa Olimpiade jika malah menyebarkan virus?” sambung dia.
Jepang masih bergulat menurunkan jumlah kasus virus corona yang saat ini angkanya malah cenderung naik di Tokyo setelah pemerintah mencabut status darurat. Osaka juga menjadi kota yang mencatatkan rekor kasus infeksi dengan 878 kasus baru pada Rabu (14/4).
Namun pemerintah tetap bertekad mewujudkan Olimpiade yang telah tertunda satu tahun itu dengan menerapkan tindakan dan langkah-langkah pencegahan penularan virus selama pesta olahraga terbesar itu dimulai pada 23 Juli.
“Kami akan menggelar (Olimpiade) dengan cara yang memungkinkan, termasuk tanpa penonton,” ujar Taro Kono, menteri yang mengatur program vaksinasi di Jepang.
Baca juga: Kirab obor Olimpiade di Okinawa tak akan digelar di jalan raya
Baca juga: 100 hari yang menantang menuju Olimpiade Tokyo
Hal itu disampaikan PM Suga merespons pernyataan seorang pejabat partai berkuasa Jepang yang mengatakan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo masih menjadi opsi jika pandemi COVID-19 kian memburuk.
“Tidak ada perubahan dari sikap pemerintah. Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk mencegah penyebaran virus menjelang Olimpiade,” kata Suga kepada wartawan sebelum bertolak ke AS untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Baca juga: Sekjen LDP: Pembatalan Olimpiade bisa jadi opsi jika COVID-19 memburuk
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Liberal Jepang, Toshihiro Nikai, sebelumnya menyatakan bahwa pembatalan Olimpiade Tokyo masih menjadi opsi di tengah kasus virus corona yang semakin meningkat pada 100 hari menjelang upacara pembukaan dimulai 23 Juli.
“Jika situasi tak memungkinkan (menggelar Olimpiade) maka kami harus menyerah,” kata Nikai.
“Pembatalan tentu saja menjadi salah satu opsi. Untuk apa Olimpiade jika malah menyebarkan virus?” sambung dia.
Jepang masih bergulat menurunkan jumlah kasus virus corona yang saat ini angkanya malah cenderung naik di Tokyo setelah pemerintah mencabut status darurat. Osaka juga menjadi kota yang mencatatkan rekor kasus infeksi dengan 878 kasus baru pada Rabu (14/4).
Namun pemerintah tetap bertekad mewujudkan Olimpiade yang telah tertunda satu tahun itu dengan menerapkan tindakan dan langkah-langkah pencegahan penularan virus selama pesta olahraga terbesar itu dimulai pada 23 Juli.
“Kami akan menggelar (Olimpiade) dengan cara yang memungkinkan, termasuk tanpa penonton,” ujar Taro Kono, menteri yang mengatur program vaksinasi di Jepang.
Baca juga: Kirab obor Olimpiade di Okinawa tak akan digelar di jalan raya
Baca juga: 100 hari yang menantang menuju Olimpiade Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: