Ankara (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia dan Turki berpeluang besar untuk bersama-sama mengarahkan isu-isu internasional menuju terciptanya tata dunia baru yang lebih harmonis dan dialogis, demikian salah satu percakapan Wakil Perdana Menteri Turki Bulenc Arinc dengan Ahmad Mukhlis Yusuf, Presiden Organization of Asia-Pacific News Agencies (OANA), yang juga Direktur Utama LKBN ANTARA.

Ahmad Mukhlis Yusuf diterima Wakil PM Turki itu didampingi Hilmi Bengi, Direktur Jenderal Anadolu News Agency dan Henri Soebikato, Ketua Dewan Pengawas LKBN ANTARA, di Ankara, Jumat.

Dalam keterangan yang diterima dari Ankara, Minggu (4/7), Mukhlis mengatakan, peluang untuk bersama-sama mengarahkan isu-isu internasional tersebut didukung oleh kesamaan akar spiritual masyarakat kedua Negara yang dapat merespon secara bijaksana berbagai perubahan lingkungan dunia yang mengalami modernisasi dan globalisasi, melalui implementasi ajaran agama yang inklusif.

Dalam kunjungan tersebut dibahas berbagai rencana tindak lanjut kantor berita kedua Negara pasca kunjungan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang bersejarah ke Istanbul.

Mukhlis berada di Ankara dalam rangka mempersiapkan Sidang Umum Kantor Berita Asia Pasifik yang akan berlangsung di Istanbul pada tanggal 24-27 November 2010.

Sebagai Presiden Kantor Berita se-Asia Pasifik (OANA), Mukhlis akan menyerahkan kepimpinannya ke Hilmi Bengi, Direktur Jenderal Anadolu pasca Sidang Umum tersebut setelah memimpin organisasi tersebut sejak tahun 2007.

Sejak berdiri tahun 1961, OANA berjuang untuk menjadi forum bersama 41 kantor berita di Kawasan Asia Pacifik, termasuk didalamnya Xinhua (China), Kyodo (Jepang), VNA (Vietnam), Bernama (Malaysia), Yonhap (Korea Selatan), KCNA (Korea Utara), Anadolu (Turkey) dan LKBN ANTARA melalui berbagai forum Internasional dan portal bersama http://www.oananews.org sebagai media bersama untuk bertukar konten pemberitaan di antara anggota.(*)
(P1/R009)