Jakarta (ANTARA News) - Beberapa peneliti telah menemukan pola gen yang meramalkan dengan lebih tepat daripada sebelumnya siapa yang mungkin hidup sampai umur 100 tahun atau lebih tua lagi --bahkan sekalipun mereka memiliki gen lain yang berkaitan dengan penyakit.

Temuan mereka, yang disiarkan di dalam jurnal Science, terbitan Jumat (2/7), menawarkan kemungkinan yang menggiurkan mengenai ramalan siapa yang bisa berharap menjalani hidup yang lebih lama. Temuan itu juga mencuatkan keraguan mengenai ketepatan percobaan yang kini dipasarkan dan menawarkan untuk meramalkan resiko seseorang terserang penyakit kronis seperti Alzheimer`s.

Beberapa tim peneliti telah mengidentifikasi pola gen yang berkaitan dengan usia sangat tua. Tetapi para peneliti tersebut yang dipimpin oleh Paola Sebastiani dan Dr. Thomas Perls di Boston Unversity mengatakan temuan mereka menyediakan ketepatan terbaik.

Mereka meneliti lebih dari 1.000 orang yang hidup sampai usia 100 tahun atau lebih dan mencocokkan mereka dengan 1.200 orang lagi untuk mengidentifikasi pola genetika yang lebih umum pada orang yang berusia 100 tahun. Mereka menggunakan pendekatan yang disebut studi asosiasi genom-luas.

Yang mengejutkan mereka ialah orang yang hidup paling lama memiliki banyak gen yang sama yang berkaitan dengan penyakit sebagaimana orang lain.

Gen usia tua mereka tampaknya membatalkan semua dampak gen penyakit itu.

"Banyak orang mungkin menanyakan, `Yah, siapa yang ingin hidup sampai usia 100 tahun`, karena mereka menduga mereka memiliki setiap penyakit yang berkaitan dengan usia di bawah sengatan sinat Matahari dan berada di ambang kematian, dan tentu saja menderita Alzheimer`s. Tetapi ini ternyata tidak benar," kata Perls kepada wartawan dalam taklimat melalui telefon, sebagaimana dikutip redaktur Kesehatan dan Sains Reuters, Maggie Fox.

"Kami telah menyatakan dalam pekerjaan sebelumnya bahwa 90 persen orang yang berumur 100 tahun terbebas dari cacat pada usia, rata-rata, 93 tahun. Kami telah lama berpendapat bahwa untuk mencapai usia 100 tahun orang harus memiliki relatif lebih sedikit varian yang berkaitan dengan penyakit. Namun dalam kasus ini, kami mendapati bukan itu kasusnya."

Mereka mengidentifikasi 19 pola di antara 150 gen dan mengatakan pola itu meramalkan dengan 77 persen ketepatan siapa yang akan berada di kelompok usia sangat tua.

"Sebagian tanda berhubungan dengan kelangsungan hidup paling lama, tanda lain berkaitan dengan usia paling lama tertunda mengenai kemunculan penyakit yang berhubungan dengan usia seperti dementia atau penyakit jantung dan pembuluh darah atau tekanan darah tinggi," kata Sebastiani.

Para peneliti itu menekankan bahwa memiliki gen itu kelihatannya tidak memberi seseorang karcis bebas untuk merokok, minum minuman beralkohol dan makan berlebihan.

Para peneliti Boston tersebut mengatakan mereka tak berencana memasarkan hasil percobaan bagi gen usia panjang itu dan sedang mengerjakan rancangan jejaring gratis tempat orang yang memiliki rangkaian DNA dapat memeriksakan dan melihat apakah mereka memiliki gen itu.

"Metodologi yang kami kembangkan dapat diterapkan pada ciri khusus gen lain yang rumit, termasuk penyakit Alzheimer`s, Parkinson, penyakit jantung dan pembuluh darah dan diabetes," kata Sebastiani.

Saat ini, satu dalam 6.000 orang hidup sampai usia 100 tahun dan 1 dalam 7 juta mencapai usia 110 tahun. Para peneliti tersebut mengatakan kepercayaan bahwa penduduk tertentu di tempat seperti Rusia atau Azerbaijan lebih mungkin untuk mencapai usia 100 tahun telah terbukti tidak benar.

Perls mengatakan ia tak melihat temuan yang mengarah kepada obat awet muda, tapi berharap obat itu mungkin digunakan untuk membantu menunda kemunculan penyakit yang berkaitan dengan usia seperti Alzheimer`s.
(Uu.Reutes/C003/P003)