Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, memberangkatkan pelayaran ekspedisi kapal "The Spirit of Majapahit" dari Marina Batavia, Jakarta Utara, Minggu.

"Pelayaran ekspedisi Kapal Spirit of Majapahit ini mencerminkan semangat kebaharian bangsa Indonesia yang terus menggelora. Semangat bahari ini menjadi karakter bangsa Indonesia," kata Jero Wacik.

Kapal "Spirit of Majapahit" itu merupakan hasil rekontruksi (replika) kapal dagang pada zaman Majapahit yang disadur dari relief yang ada di Candi Borobudur.

Kapal itu selanjutnya akan melakukan ekspedisi ke 8 negara, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Cina, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Rekontruksi Kapal "Spirit of Majapahit" abad ke-13 M itu merupakan hasil rekomendasi dari seminar Mencari Bentuk Kapal Majapahit yang digelar komunitas Japan Majapahit Association (JPA), kelompok pengusaha di Jepang yang peduli terhadap sejarah dan kebudayaan Kekaisaran Majapahit, di Tokyo pada Maret 2009 maupun Lokakarya di Jakarta pada Juni 2009.

Komunitas JPA merupakan wadah untuk mengembangkan kerjasama dalam bentuk penelitian dan menggali lebih mendalam lagi sejarah Majapahit untuk dikagumi bangsa Indonesia maupun masyarakat internasional.

Menbudpar Jero Wacik mengharapkan ekspedisi Kapal Spririt of Majapahit dapat menggugah semangat anak bangsa untuk mengapresiasi spirit Majapahit yang telah diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia dengan meninggalkan segala kebesaran dan kejayaannya agar dapat dinikmati, dihargai dan menjadi kebanggaan generasi muda sebagai bangsa Indonesia.

Kapal Spirit of Majapahit yang dibuat Sapardi bersama 15 perajin di Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk, Madura itu sangat khas karena bentuknya yang oval dengan kedua ujung melancip supaya dapat memecah ombak setinggi 5 meter.

Sebagai kapal tradisional terbesar di Indonesia dengan panjang 20 meter, lebar 4,5 meter, dan tinggi 2 meter, Spirit of Majapahit ini dibuat dari 28,63 kubik kayu jati tua dan kering dari Kabupaten Tuban dan Rembang dan bambu petung dan kayu pereng di daerah Sumenep.

Kapal itu memiliki dua kemudi dari kayu di buritan dan cadik pada kedua sisi yang berfungsi sebagai penyeimbang.

Layar dipasangkan pada tiang-tiang membentuk segitiga sama sisi dan buritan atau belakang kapal lebih tinggi dari haluan depan. Kapal juga dilengkapi fasilitas navigasi modern seperti GPS, Nav-Tex, dan Marine Radar.

Kapal "Spirit of Majapahit" dinakodai dua perwira Mayor (Laut) Eko Deni Hartono dan Risky Prayudi dengan kru tiga warga negara Jepang di antaranya Yoshiyuki Yamamoto dari JPA sebagai pimpinan ekspedisi, pemuda-pemudi Indonesia dari berbagai disiplin ilmu, serta lima anak buah kapal dari suku Bajo di Pulau Sapeken, Sumenep.

Rencananya setibanya kembali di Indonesia, Kapal "Spirit of Majapahit" akan menjadi koleksi museum dan obyek wisata.
(T.H016/P003)