Dijelaskannya, keenam warga yang diungsikan itu adalah guru dan tenaga medis beserta anak balitanya.
Diungsikannya enam orang itu guna menghilangkan trauma terhadap insiden yang mereka alami dampak ditembaknya dua orang guru oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Baca juga: Bupati Puncak: ASN dan pegawai kontrak agar bertahan di Beoga
Baca juga: Menipis, persediaan bahan makanan di Beoga-Papua hanya cukup 3 hari
"Enam warga yang diungsikan itu terdiri dari dua orang guru, dua orang suster beserta dua anaknya dan pelajar," ujar Ipda Ali Akbar seraya mengaku pesawat tidak membawa bahan makanan.Baca juga: Bupati Puncak: ASN dan pegawai kontrak agar bertahan di Beoga
Baca juga: Menipis, persediaan bahan makanan di Beoga-Papua hanya cukup 3 hari
Sementara itu Maria, salah seorang warga yang dihubungi dari Jayapura mengatakan persediaan makanan makin menipis khususnya beras sehingga mereka mengurangi konsumsinya.
"Yang terpenting masih ada makanan walaupun sudah sangat terbatas," kata Maria yang berharap dapat segera keluar dari Beoga untuk menenangkan diri sementara.
"Saya sangat berharap bisa dievakuasi keluar dari Beoga untuk sementara waktu," ucap Maria yang mengaku bekerja sebagai tenaga kontrak.
KKB sebelumnya melakukan penembakan terhadap dua orang guru hingga meninggal di Beoga yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).*