Kemenperin paparkan upaya wujudkan transformasi Industri 4.0
14 April 2021 15:57 WIB
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A Cahyanto. ANTARA/HO-Biro Humas Kemenperin/am.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mewujudkan transformasi industri 4.0 di tanah air sehingga para pelaku manufaktur lebih produktif, mengurangi biaya operasional, dan mengembangkan bisnis secara lebih efektif.
“Partisipasi Indonesia sebagai official partner country Hannover Messe 2021: Digital Edition, menjadi salah satu bagian dari upaya transformasi industri 4.0 yang arah kebijakannya telah dituangkan dalam Making Indonesia 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pada 2018 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan sebuah peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan aspirasi menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030.
“Diharapkan Indonesia masuk 10 besar dengan ekspor bersih mencapai 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatkan produktivitas industri dua kali lipat, dan membangun kapabilitas inovasi lokal dengan meningkatkan alokasi pendanaan riset dan pengembangan hingga mencapai 2 persen dari PDB,” ujar Eko.
Baca juga: Menperin: Hannover Messe tampilkan potensi RI terapkan industri 4.0
Untuk itu, pemerintah kemudian menentukan 10 prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0 antara lain meningkatkan arus barang dan material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar keberlanjutan, pemberdayaan UMKM, dan membangun infrastruktur digital nasional.
Kemenperin juga telah mengidentifikasi dan memilih tujuh sektor berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan dan kemudahan dalam implementasi teknologi industri yaitu sektor yang menyumbang 70 persen dari PDB Industri, 65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja di sektor manufaktur.
Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, dan alat kesehatan.
“Dua sektor terakhir ditambahkan karena menjadi sektor dengan high demand dalam masa pandemi, ini merupakan momentum untuk memacu pengembangannya sehingga dapat meningkatkan kemandirian sektor kesehatan di Indonesia,” papar Eko.
Kemenperin juga aktif meningkatkan awareness pelaku industri melalui Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). “Dengan kesiapan industri di Tanah air menerapkan Industri 4.0, kita dapat membangun ekosistem inovasi industri 4.0,” ujarnya.
Baca juga: Lewat PIDI 4.0, Kemenperin akselerasi pengembangan SDM industri
Ekosistem ini, imbuh Eko, dibangun sebagai wadah Ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0). Selanjutnya juga dibangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri (PIDI 4.0) untuk memberikan pengalaman langsung dan pendampingan kepada industri dalam penerapan industri 4.0.
Kemudian, Kemenperin saat ini tengah mengembangkan program terkait smart-eco industrial parks, yang juga sejalan dengan upaya mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip industri hijau, serta meningkatkan daya saing.
“Ini membentuk sinergi antara manusia dan teknologi tinggi, dilengkapi fasilitas dan infrastruktur memadai, membuktikan Indonesia siap untuk implementasi Industri 4.0,” ujar Eko. Selanjutnya Kemenperin fokus mendukung para pelaku industri dan penyedia teknologi dengan reoptimalisasi regulasi dan kebijakan agar ramah investor.
“Kami mengupayakan agar Indonesia menjadi rumah bagi para pemain industri yang menjadikan efisiensi, kolaborasi, dan konektivitas sebagai prinsip utama dalam menjalankan bisnisnya,” kata Eko.
Baca juga: Menperin optimistis penerapan industri 4.0 pulihkan ekonomi
“Partisipasi Indonesia sebagai official partner country Hannover Messe 2021: Digital Edition, menjadi salah satu bagian dari upaya transformasi industri 4.0 yang arah kebijakannya telah dituangkan dalam Making Indonesia 4.0,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Pada 2018 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan sebuah peta jalan Making Indonesia 4.0 dengan aspirasi menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030.
“Diharapkan Indonesia masuk 10 besar dengan ekspor bersih mencapai 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), meningkatkan produktivitas industri dua kali lipat, dan membangun kapabilitas inovasi lokal dengan meningkatkan alokasi pendanaan riset dan pengembangan hingga mencapai 2 persen dari PDB,” ujar Eko.
Baca juga: Menperin: Hannover Messe tampilkan potensi RI terapkan industri 4.0
Untuk itu, pemerintah kemudian menentukan 10 prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0 antara lain meningkatkan arus barang dan material, mendesain ulang zona industri, akomodasi standar keberlanjutan, pemberdayaan UMKM, dan membangun infrastruktur digital nasional.
Kemenperin juga telah mengidentifikasi dan memilih tujuh sektor berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan dan kemudahan dalam implementasi teknologi industri yaitu sektor yang menyumbang 70 persen dari PDB Industri, 65 persen ekspor industri, dan 60 persen tenaga kerja di sektor manufaktur.
Ketujuh sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, dan alat kesehatan.
“Dua sektor terakhir ditambahkan karena menjadi sektor dengan high demand dalam masa pandemi, ini merupakan momentum untuk memacu pengembangannya sehingga dapat meningkatkan kemandirian sektor kesehatan di Indonesia,” papar Eko.
Kemenperin juga aktif meningkatkan awareness pelaku industri melalui Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). “Dengan kesiapan industri di Tanah air menerapkan Industri 4.0, kita dapat membangun ekosistem inovasi industri 4.0,” ujarnya.
Baca juga: Lewat PIDI 4.0, Kemenperin akselerasi pengembangan SDM industri
Ekosistem ini, imbuh Eko, dibangun sebagai wadah Ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0). Selanjutnya juga dibangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri (PIDI 4.0) untuk memberikan pengalaman langsung dan pendampingan kepada industri dalam penerapan industri 4.0.
Kemudian, Kemenperin saat ini tengah mengembangkan program terkait smart-eco industrial parks, yang juga sejalan dengan upaya mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan dan menerapkan prinsip industri hijau, serta meningkatkan daya saing.
“Ini membentuk sinergi antara manusia dan teknologi tinggi, dilengkapi fasilitas dan infrastruktur memadai, membuktikan Indonesia siap untuk implementasi Industri 4.0,” ujar Eko. Selanjutnya Kemenperin fokus mendukung para pelaku industri dan penyedia teknologi dengan reoptimalisasi regulasi dan kebijakan agar ramah investor.
“Kami mengupayakan agar Indonesia menjadi rumah bagi para pemain industri yang menjadikan efisiensi, kolaborasi, dan konektivitas sebagai prinsip utama dalam menjalankan bisnisnya,” kata Eko.
Baca juga: Menperin optimistis penerapan industri 4.0 pulihkan ekonomi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: