Valentino merasa cuitan akun Siaran Bola Live bukan sebuah kritikan, melainkan penghinaan karena menggunakan kata yang kurang pantas.
Dengan mengunggah tangkapan layar cuitan Siaran Bola Live, dalam akun Twitter-nya, Rabu dini hari, Valentino mengatakan berniat untuk menyerahkan bukti tersebut kepada pengacaranya, jika tidak ada respons dalam 1x24 jam.
Baca juga: Menakar keperluan revisi UU ITE
Info Penting Sebelum Sahur.
.
Kalo yg seperti ini saya serahkan ke temen2 pengacara saya, jika tidak ada respon dalam 1x24 jam maka ......(saya anggap akun anda pintar sehingga tahu maka akan apa selanjutnya ya?, tidak perlu saya sampaikan pasal2nya)
. pic.twitter.com/oSgiSzBQID
— valentinosimanjuntak (@radotvalent) April 13, 2021
Komentator bola yang populer dengan istilah "jebreeet" itu mengatakan telah mengantongi 10 hingga 20 akun lain di Instagram dan Twitter yang sedang dalam pantauan tim pengacaranya. Hal tersebut, menurut Valentino untuk mengedukasi warganet mengenai ujaran kebencian, sehingga tetap dalam koridor.
Valentino menuntut permintaan maaf dari akun Siaran Bola Live yang langsung direspon oleh @SiaranBolaLive dengan permohonan maaf atas cuitan bernada ujaran kebencian yang telah diunggah sebelumnya.
Baca juga: Anggota DPR nilai pasal "karet" UU ITE harus diperjelas melalui revisi
Valentino menghargai permintaan maaf @SiaranBolaLive. Namun, dia merasa kegaduhan yang dibuat akun tersebut menimbulkan keresahan di antara pengikut Instagram dan Twitter-nya, serta keluarga.
"Saya menunggu permintaan maaf akun anda dalam bentuk video lengkap dengan nama dan alamat anda agar menjadi jelas siapa pemilik akun ini sehingga akan sah dan terbukti kalo akun ini tidak palsu dalam 1x24 jam atau jika tidak saya dan tim hukum akan proses anda untuk keadilan yang seadil-adilnya," ujar Valentino.
Kisruh di media sosial ini juga membuat UU ITE menjadi trending topic pada Twitter. Sebagian warganet yang kecewa dengan cara Valentino menyikapi masalah ini.
"Duh, kenapa @radotvalent pake bawa-bawa UU ITE, sih? Aku tahu maksudnya adalah supaya "kritik dilakukan dengan bertanggung jawab", tapi pernahkah kamu berpikir bahwa mereka sampai misuh saking frustrasinya?" cuit @yoha_cholanda.
Ada pula yang merasa sikap Valentino tersebut berlebihan. "emang netijen perlu diajarin beda KRITIK sama HUJAT, apalagi serangan personal - tp gausah UU ITE jg lah," cuit @fajarsumantri.
Baca juga: Anggota DPR usulkan Pasal 27-28 UU ITE dirumuskan ulang