Jakarta (ANTARA) - Industri sawit berkomitmen menciptakan lapangan kerja dan membantu pengentasan kemiskinan di Merauke dan Boven Digoel, Papua dengan menyerap tenaga kerja dari Orang Asli Papua (OAP) .

Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group Luwy Leunufna di Jakarta, Rabu menyatakan, sejak tiga tahun terakhir, sudah lebih dari 2.400 tenaga kerja Orang Asli Papua (OAP) yang terserap dan akan terus bertambah seiring dengan ekspansi perusahaan.

Melalui penyerapan tenaga kerja ini diharapkan distribusi pendapatan masyarakat Papua dapat meningkat, kesejahteraan mereka dapat terus membaik secara berkelanjutan," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Secara keseluruhan, lanjutnya, penyerapan tenaga kerja di TSE Group mencapai 8.400an orang yang mana 2.400 di antaranya atau 28,6 persen merupakan masyarakat asli Papua.

Baca juga: Industri sawit entaskan 1,3 juta masyarakat pedesaan dari kemiskinan

"Saat ini kami terus mengupayakan agar rasio tersebut terus naik. Banyak pekerja yang asli Papua menduduki jabatan penting dan strategis dari kepala seksi, asisten manajer sampai manajer kebun," katanya.

Menurut Luwy dengan Upah Minimum Regional (UMR) di Merauke pada 2021 sebesar Rp4,2 juta, berarti setiap bulan terjadi perputaran uang sebesar Rp35 miliar yang beredar untuk karyawan.

"Alokasi tersebut memberikan multiplier effect bagi perkembangan daerah tersebut, ini belum termasuk pajak," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Merauke, Justina Sianturi mengatakan peran kelapa sawit dalam pembangunan dan investasi di Kabupaten Merauke yaitu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.474 orang asli Papua.

Baca juga: Pertumbuhan industri hilir sawit butuh SDM berkualitas

"Masyarakat memperoleh pendapatan dari hasil kebun plasma dan meningkatkan perekonomian masyarakat serta membuka lapangan kerja baru," katanya.

Peran lain kelapa sawit yaitu pemberdayaan masyarakat dimana bisa menggerakan ekonomi masyarakat sebagai tempat pemasaran hasil hasil kebun usaha warga, perbaikan lingkungan, dan peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat.

Tokoh Masyarakat Papua, Pdt Albert Yoku mengakui peranan perkebunan kelapa sawit mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru, bagi ribuan masyarakat dari berbagai suku.

Manfaat lainnya adalah menghasilkan pendapatan bagi masyarakat pemilik hak ulayat dan masyarakat sekitar perkebunan sawit, sakan karena sawit menjadi gerbong pembangunan daerah karena tingginya investasi dengan modal yang berputar di sekitar perkebunan sawit.

“Dengan manfaat kelapa sawit tersebut, lebih mudah bagi kami untuk mengedukasi masyarakat. Imbasnya, kampanye negatif sawit dapat teratasi dan masyarakat tidak mudah dipengaruhi (kampanye negatif),” katanya.