Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak relatif datar seiring penurunan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
Pada pukul 09.49 WIB, rupiah melemah tipis 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.608 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.605 per dolar AS.
"US treasury 10 year yield turun ke level 1,62 persen setelah laporan inflasi tercatat sedikit lebih tinggi dari yang diekspektasikan, namun tidak seburuk yang dikhawatirkan," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Terseret lonjakan inflasi, dolar tergelincir ke terendah tiga minggu
Tingkat inflasi di AS tercatat naik 2,6 persen secara tahunan (yoy) dan 0,6 persen secara bulanan (mom) pada Maret 2021. Secara tahunan, inflasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018 lalu.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS juga terpukul setelah Food and Drug Administration (FDA) mengatakan meminta negara bagian untuk menghentikan sementara pemberian vaksin COVID-19 produksi Johnson & Johnson setelah enam orang di AS menunjukkan kelainan langka yang melibatkan pembekuan darah.
Penghentian sementara vaksin COVID-19 Johnson & Johnson tersebut telah memicu kekhawatiran terhambatnya upaya pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam.
Pelaku pasar juga akan mencermati pidato Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan pada tengah malam nanti.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.590 per dolar AS hingga Rp14.630 per dolar AS," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Selasa (13/4/2021) lalu, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.605 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.595 per dolar AS.
Baca juga: Yuan menguat lagi 92 basis poin menjadi 6,5362 terhadap dolar AS
Baca juga: Rupiah terkoreksi seiring meningkatnya ekspektasi pemulihan ekonomi AS
Rupiah relatif datar seiring penurunan imbal hasil obligasi AS
14 April 2021 10:01 WIB
Ilustrasi - Uang kertas rupiah dan dolar AS. ANTARA/Shutterstock/pri.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: