BMKG serahkan peta rawan bencana ke Pemkab Malang
13 April 2021 19:23 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (kiri) pada saat berdiskusi dengan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto (tengah), di Pendopo Agung Malang, Jawa Timur, Selasa (13/4/2021). (ANTARA/Vicki Febrianto)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyerahkan peta dan kajian daerah rawan bencana di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur kepada Pemerintah Kabupaten Malang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa mengatakan untuk saat ini, rekomendasi dalam bentuk kajian dan peta yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Malang tersebut, berupa peta rawan tsunami, dan peta persiapan musim kemarau.
"Kami memberikan bantuan berupa rekomendasi, dalam bentuk peta dan kajian. Kami telah menyerahkan peta rawan tsunami, dan peta persiapan musim kemarau," kata Dwikorita, di Pendopo Agung Malang.
Baca juga: BPBD: Bantuan warga terdampak gempa di Malang diberikan bertahap
Peta, dan kajian tersebut diserahkan BMKG kepada Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto. Dwikorita yang biasa disapa Rita tersebut menambahkan, pihaknya juga tengah melakukan survei, dan mengukur kerentanan tanah terhadap gempa bumi di Kabupaten Malang.
Menurut Rita, hasil survei tersebut nantinya akan berupa peta mikro zonasi kerentanan wilayah terhadap gempa bumi. Namun, proses penyelesaian survei dan pendataan itu masih belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena membutuhkan waktu cukup panjang,
"Sebelum ada gempa bumi, kami sudah melakukan survei, dan meyiapkan skenario terburuk. Dua bulan ini sudah kami kerjakan, dan akan kami lanjutkan, kira-kira sampai pertengahan tahun," kata Rita.
Baca juga: ACT Malang buka posko distribusi bantuan untuk korban gempa
Dalam survei tersebut, lanjut Rita, ada beberapa poin yang akan dicatat seperti daerah-daerah yagn sensitif terhadap getaran gempa bumi. Menurutnya, ada lahan di dataran rendah yang dekat dengan sungai, yang merupakan endapan abu vulkanik, dan sensitif terhadap guncangan.
"Lahan yang di dataran rendah, dan dekat sungai, karena ini endapan vulkanik atau endapan lepas, itu sangat sensitif untuk tergetarkan bila ada gelombang gempa," kata Rita.
Baca juga: Tempat wisata di Kabupaten Malang tetap beroperasi normal pascagempa
BMKG saat ini tengah melakukan mitigasi bencana di Kabupaten Malang. Yakni lewat sosialisasi dan pelatihan, kemudian pemetaan zona kerentanan, serta memberikan rekomendasi terkait zona rawan bencana dan standard bangunan.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang, hingga 12 April 2021, total rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang tersebut mencapai 3.748 unit.
Baca juga: BPBD Kabupaten Malang catat 3.682 rumah rusak akibat gempa
Dari jumlah tersebut, terbagi dari sebanyak 1.018 unit rusak berat, 1.130 unit rusak sedang dan 1.600 unit rusak ringan. Kerusakan tersebut, tersebar di sebanyak 25 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.
Selain itu, gempa juga merusak fasilitas umum seperti 170 bangunan sekolah, sembilan unit fasilitas kesehatan, 51 rumah ibadah, dan 15 unit fasilitas umum lainnya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa mengatakan untuk saat ini, rekomendasi dalam bentuk kajian dan peta yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Malang tersebut, berupa peta rawan tsunami, dan peta persiapan musim kemarau.
"Kami memberikan bantuan berupa rekomendasi, dalam bentuk peta dan kajian. Kami telah menyerahkan peta rawan tsunami, dan peta persiapan musim kemarau," kata Dwikorita, di Pendopo Agung Malang.
Baca juga: BPBD: Bantuan warga terdampak gempa di Malang diberikan bertahap
Peta, dan kajian tersebut diserahkan BMKG kepada Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto. Dwikorita yang biasa disapa Rita tersebut menambahkan, pihaknya juga tengah melakukan survei, dan mengukur kerentanan tanah terhadap gempa bumi di Kabupaten Malang.
Menurut Rita, hasil survei tersebut nantinya akan berupa peta mikro zonasi kerentanan wilayah terhadap gempa bumi. Namun, proses penyelesaian survei dan pendataan itu masih belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena membutuhkan waktu cukup panjang,
"Sebelum ada gempa bumi, kami sudah melakukan survei, dan meyiapkan skenario terburuk. Dua bulan ini sudah kami kerjakan, dan akan kami lanjutkan, kira-kira sampai pertengahan tahun," kata Rita.
Baca juga: ACT Malang buka posko distribusi bantuan untuk korban gempa
Dalam survei tersebut, lanjut Rita, ada beberapa poin yang akan dicatat seperti daerah-daerah yagn sensitif terhadap getaran gempa bumi. Menurutnya, ada lahan di dataran rendah yang dekat dengan sungai, yang merupakan endapan abu vulkanik, dan sensitif terhadap guncangan.
"Lahan yang di dataran rendah, dan dekat sungai, karena ini endapan vulkanik atau endapan lepas, itu sangat sensitif untuk tergetarkan bila ada gelombang gempa," kata Rita.
Baca juga: Tempat wisata di Kabupaten Malang tetap beroperasi normal pascagempa
BMKG saat ini tengah melakukan mitigasi bencana di Kabupaten Malang. Yakni lewat sosialisasi dan pelatihan, kemudian pemetaan zona kerentanan, serta memberikan rekomendasi terkait zona rawan bencana dan standard bangunan.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang, hingga 12 April 2021, total rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang tersebut mencapai 3.748 unit.
Baca juga: BPBD Kabupaten Malang catat 3.682 rumah rusak akibat gempa
Dari jumlah tersebut, terbagi dari sebanyak 1.018 unit rusak berat, 1.130 unit rusak sedang dan 1.600 unit rusak ringan. Kerusakan tersebut, tersebar di sebanyak 25 kecamatan di wilayah Kabupaten Malang.
Selain itu, gempa juga merusak fasilitas umum seperti 170 bangunan sekolah, sembilan unit fasilitas kesehatan, 51 rumah ibadah, dan 15 unit fasilitas umum lainnya.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: