Jumlah korban meninggal akibat gempa di Lumajang bertambah
13 April 2021 15:59 WIB
Foto dok. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Lumajang Thoriqul Haq melihat lokasi terparah di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, Senin (12/4/2021). ANTARA/ HO - Pemprov Jatim.
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Jumlah korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bertambah dari lima orang menjadi enam orang berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Gempa bumi dengan magnitudo 6,7 yang mengguncang Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB menyebabkan korban jiwa dan ribuan rumah di Kabupaten Lumajang mengalami kerusakan baik kategori ringan hingga berat.
"Memang benar ada penambahan korban meninggal dunia, sehingga ada enam korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang saat dihubungi per telepon di Lumajang, Selasa.
Menurut dia korban tambahan tersebut merupakan warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah pada saat kejadian gempa bumi, namun baru dilaporkan kepada BPBD Lumajang.
"Korban meninggal tersebut sempat dirawat di Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk ke RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit tersebut," katanya.
Baca juga: Gubernur Khofifah minta percepatan proses rekonstruksi pascagempa
Baca juga: Khofifah: Bantuan hunian sementara korban gempa cegah klaster baru
Berdasarkan data BPBD Lumajang, enam korban yang meninggal dunia yakni pasangan suami istri Ahmad Fadholi dan Sri Yani warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol bersamaan terjadinya guncangan gempa bumi.
Korban meninggal lainnya yakni Juwanto, H. Nasar, dan Bonangi yang ketiganya merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Mereka meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah yang roboh akibat guncangan gempa.
Korban terakhir yakni nenek Mardiyah berusia 70 tahun warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan sempat dibawa ke Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk di RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit setempat.
Ia menjelaskan pihak BPBD bersama TNI dan Polri melakukan pembersihan puing-puing bangunan rumah warga yang rusak berat dengan menggunakan alat berat karena tidak bisa menggunakan manual.
"Hari ini kami terus melakukan pembersihan untuk kondisi yang terparah akibat gempa, sehingga perlu alat berat untuk membersihkan puing bangunan rumah warga yang rusak tersebut," ujarnya.
Baca juga: BPBD Lumajang: Lima meninggal dan belasan terluka akibat gempa
Baca juga: Pemkab Malang segera rehabilitasi rumah rusak akibat gempa
Gempa bumi dengan magnitudo 6,7 yang mengguncang Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB menyebabkan korban jiwa dan ribuan rumah di Kabupaten Lumajang mengalami kerusakan baik kategori ringan hingga berat.
"Memang benar ada penambahan korban meninggal dunia, sehingga ada enam korban yang meninggal dunia akibat gempa," kata Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekontruksi BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang saat dihubungi per telepon di Lumajang, Selasa.
Menurut dia korban tambahan tersebut merupakan warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah pada saat kejadian gempa bumi, namun baru dilaporkan kepada BPBD Lumajang.
"Korban meninggal tersebut sempat dirawat di Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk ke RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit tersebut," katanya.
Baca juga: Gubernur Khofifah minta percepatan proses rekonstruksi pascagempa
Baca juga: Khofifah: Bantuan hunian sementara korban gempa cegah klaster baru
Berdasarkan data BPBD Lumajang, enam korban yang meninggal dunia yakni pasangan suami istri Ahmad Fadholi dan Sri Yani warga Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari yang tertimpa batu besar saat berkendara di Jalur Piket Nol bersamaan terjadinya guncangan gempa bumi.
Korban meninggal lainnya yakni Juwanto, H. Nasar, dan Bonangi yang ketiganya merupakan warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari. Mereka meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan rumah yang roboh akibat guncangan gempa.
Korban terakhir yakni nenek Mardiyah berusia 70 tahun warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo yang tertimpa reruntuhan bangunan rumah dan sempat dibawa ke Puskesmas Pronojiwo, kemudian dirujuk di RSUD Pasirian dan meninggal di rumah sakit setempat.
Ia menjelaskan pihak BPBD bersama TNI dan Polri melakukan pembersihan puing-puing bangunan rumah warga yang rusak berat dengan menggunakan alat berat karena tidak bisa menggunakan manual.
"Hari ini kami terus melakukan pembersihan untuk kondisi yang terparah akibat gempa, sehingga perlu alat berat untuk membersihkan puing bangunan rumah warga yang rusak tersebut," ujarnya.
Baca juga: BPBD Lumajang: Lima meninggal dan belasan terluka akibat gempa
Baca juga: Pemkab Malang segera rehabilitasi rumah rusak akibat gempa
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: