Jakarta (ANTARA) - Bank Mandiri menargetkan pembiayaan dari penerbitan perdana "sustainability bond" atau obligasi berkelanjutan senilai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,35 triliun untuk pendanaan proyek-proyek berwawasan lingkungan dan program sosial.

Bank Mandiri juga telah menunjuk Deutsche Bank, HSBC, dan Mandiri Securities sebagai Joint Lead Managers dari penerbitan obligasi hijau yang mempunyai tenor 5 tahun dengan kupon 2 persen ini.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan di Jakarta, Selasa, menjelaskan penerbitan perdana sustainability bond merupakan bagian dari implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) yang telah disusun perseroan.

Penerbitan ini juga memenuhi standar Sustainability Bond Guidelines dari International Capital Market Association (ICMA) serta selaras dengan Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) Sustainability Bond Standards, Green Bond Standards, dan Social Bond Standards.

Ia mengatakan Bank Mandiri mempunyai komitmen praktik keuangan berkelanjutan dengan RAKB yang diimplementasikan melalui tiga pilar strategis yaitu Sustainable Banking, Sustainable Operations, dan Sustainable Corporate Social Responsibility & Financial Inclusion.

"Salah satu inisiatif dalam pilar Sustainable Banking adalah pembiayaan kepada sektor-sektor berkelanjutan seperti energi baru dan terbarukan serta pembiayaan kepada proyek sosial terutama untuk segmen UMKM dan mikro," katanya.

Ia mengharapkan bank dapat terus mendukung program pemerintah untuk menggali dan memanfaatkan potensi energi baru dan terbarukan yang cukup besar di Indonesia serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Penerbitan sustainability bond ini menerima demand order lebih dari 2,5 miliar dolar AS pada saat proses book building sehingga terdapat kelebihan permintaan oversubscription lebih dari 8,3 kali dari rencana jumlah bond yang diterbitkan.

Kondisi ini menunjukkan persepsi positif dari investor asing terhadap kinerja dan prospek bisnis Bank Mandiri ke depan.

Positifnya keyakinan investor juga terlihat dari rating obligasi yang diberikan lembaga pemeringkat internasional yaitu Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch. Pascaproses penerbitan, rencananya surat utang ini akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (Singapore Exchange/SGX).


Baca juga: Ekonom: Rupiah dan obligasi Indonesia sedang tahap pemulihan
Baca juga: Pupuk Indonesia akan terbitkan obligasi senilai Rp2,75 triliun
Baca juga: Garuda selesaikan pencairan dana obligasi Rp1 triliun