Olimpiade
KOI, KBRI Tokyo akan kumpulkan suporter untuk Indonesia di Olimpiade
13 April 2021 00:12 WIB
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati iklan Olimpiade Tokyo 2020 yang telah ditunda hingga 2021 karena wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 22 Januari 2021. ANTARA/REUTERS / Issei Kato/pri. (REUTERS/ISSEI KATO)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan akan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo untuk mendukung atlet Merah Putih yang akan berlaga di Olimpiade.
Menurut Oktohari, kerja sama tersebut dilakukan guna memfasilitasi dan memobilisasi suporter Indonesia yang berada di Jepang saat Olimpiade digelar pada 23 Juli-8 Agustus.
“Pada fase persiapan, kami akan memasukkan bujet khusus di anggaran untuk masyarakat Indonesia yang berada di Jepang agar mendukung Kontingen Indonesia di Olimpiade. Dalam waktu dekat kami bakal membangun komunikasi dengan KBRI di Tokyo,” kata Okto, sapaan akrabnya, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Kehadiran warga Indonesia di Jepang menjadi satu-satunya pilihan agar para atlet yang sedang berlaga bisa mendapat sedikit dukungan. Pasalnya, panitia penyelenggara melarang kehadiran penonton dari luar negeri untuk menyaksikan langsung pesta olahraga empat tahunan itu.
Baca juga: Survei: 70 persen orang Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda
Panitia saat ini tengah mempertimbangkan pembatasan kuota penonton 50 persen dari kapasitas arena pertandingan.
“Aturan-aturan baru ini membuat kami harus menyiapkan langkah-langkah baru. Sebab, kami harus membangun dukungan dan semangat untuk atlet-atlet yang tampil di Olimpiade,” ujarnya.
Terkait format pengerahan dukungan, Okto mempersiapkan beberapa alternatif namun pihaknya akan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak KBRI di Tokyo.
“Tak sekadar penyediaan tiket pertandingan karena itu bakal menjadi tantangan tersendiri. Banyak cara lain yang bisa kami lakukan karena di sana kami juga akan menyediakan Rumah Indonesia sehingga masyarakat Indonesia yang berada di Jepang bisa berinteraksi dengan atlet-atlet kita,” ucap Okto.
Baca juga: PABSI persilakan Eko Yuli berlatih terpisah, tapi dengan biaya mandiri
Hingga saat ini Indonesia setidaknya telah mengantungi 13 tiket Olimpiade. Empat di antaranya milik sprinter Lalu Muhammad Zohri, penembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiban (50m rifle 3 position putri), serta dua kuota entry-by-number untuk pemanah putra dan putri.
Dua tiket lain hampir pasti menjadi milik lifter Eko Yuli Irawan (61 kg putra) dan Windy Cantika Aisah (49 kg putri).
Sisanya diamankan cabang bulu tangkis. Setidaknya ada tujuh wakil yang masuk dalam daftar aman perburuan poin “Race to Tokyo”, yaitu tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Baca juga: Panpel Tokyo 2020 berencana siapkan 300 kamar hotel untuk isolasi
Baca juga: China uji coba venue Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Menurut Oktohari, kerja sama tersebut dilakukan guna memfasilitasi dan memobilisasi suporter Indonesia yang berada di Jepang saat Olimpiade digelar pada 23 Juli-8 Agustus.
“Pada fase persiapan, kami akan memasukkan bujet khusus di anggaran untuk masyarakat Indonesia yang berada di Jepang agar mendukung Kontingen Indonesia di Olimpiade. Dalam waktu dekat kami bakal membangun komunikasi dengan KBRI di Tokyo,” kata Okto, sapaan akrabnya, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Kehadiran warga Indonesia di Jepang menjadi satu-satunya pilihan agar para atlet yang sedang berlaga bisa mendapat sedikit dukungan. Pasalnya, panitia penyelenggara melarang kehadiran penonton dari luar negeri untuk menyaksikan langsung pesta olahraga empat tahunan itu.
Baca juga: Survei: 70 persen orang Jepang ingin Olimpiade dibatalkan atau ditunda
Panitia saat ini tengah mempertimbangkan pembatasan kuota penonton 50 persen dari kapasitas arena pertandingan.
“Aturan-aturan baru ini membuat kami harus menyiapkan langkah-langkah baru. Sebab, kami harus membangun dukungan dan semangat untuk atlet-atlet yang tampil di Olimpiade,” ujarnya.
Terkait format pengerahan dukungan, Okto mempersiapkan beberapa alternatif namun pihaknya akan koordinasi terlebih dahulu dengan pihak KBRI di Tokyo.
“Tak sekadar penyediaan tiket pertandingan karena itu bakal menjadi tantangan tersendiri. Banyak cara lain yang bisa kami lakukan karena di sana kami juga akan menyediakan Rumah Indonesia sehingga masyarakat Indonesia yang berada di Jepang bisa berinteraksi dengan atlet-atlet kita,” ucap Okto.
Baca juga: PABSI persilakan Eko Yuli berlatih terpisah, tapi dengan biaya mandiri
Hingga saat ini Indonesia setidaknya telah mengantungi 13 tiket Olimpiade. Empat di antaranya milik sprinter Lalu Muhammad Zohri, penembak Vidya Rafika Rahmatan Toyyiban (50m rifle 3 position putri), serta dua kuota entry-by-number untuk pemanah putra dan putri.
Dua tiket lain hampir pasti menjadi milik lifter Eko Yuli Irawan (61 kg putra) dan Windy Cantika Aisah (49 kg putri).
Sisanya diamankan cabang bulu tangkis. Setidaknya ada tujuh wakil yang masuk dalam daftar aman perburuan poin “Race to Tokyo”, yaitu tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu, ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Baca juga: Panpel Tokyo 2020 berencana siapkan 300 kamar hotel untuk isolasi
Baca juga: China uji coba venue Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021
Tags: