Pemkab terdampak Seroja di NTT diminta sediakan lahan untuk relokasi
13 April 2021 00:02 WIB
Sebuah fasilitas bangunan yang rusak diterjang badai siklon tropis Seroja yang melanda Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur pada Senin (5/4/2021). (ANTARA/HO-BPBD Sabu Raijua)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi meminta seluruh pemerintah kabupaten di wilayahnya untuk menyediakan lahan guna merelokasi permukiman warga terdampak Siklon Tropis Seroja.
"Kegiatan yang kita lakukan dalam pembangunan kembali adalah kita minta pada pemerintah daerah supaya menyiapkan lahan yang menurut tata ruang aman," uajr Josef dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: NTT butuh bantuan pencegahan penyakit akibat pembusukan jenazah
Dalam hal itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umun dan dinas lingkungan hidup setempat untuk menentukan daerah-daerah yang benar-benar aman untuk dibangun kembali permukiman pascabencana.
Baca juga: Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas
Bagi warga yang permukimannya tidak terkena proyek relokasi agar membangun rumah dengan sistem tahan gempa, dengan dana yang akan disediakan pemerintah pusat, serta rancangan dan bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan standar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Josef mengatakan hal tersebut merupakan proses mitigasi, guna menghindari terjadinya suatu bencana, dan memberi kesadaran kepada masyarakat supaya tidak mendiami atau tidak membuat hunian di tempat-tempat yang rawan bencana.
Baca juga: Siklon hancurkan rumah, padamkan listrik di pesisir barat Australia
Sementara ini, pihaknya menunggu data dari daerah untuk dilengkapi dan untuk diverifikasi ke pemerintah pusat.
"Kami disini siapkan lahannya bekerjasama dengan semua unsur. Sehingga nanti jika sudah selesai, uang dari pusat datang, tinggal membangun," ujar dia.
"Kegiatan yang kita lakukan dalam pembangunan kembali adalah kita minta pada pemerintah daerah supaya menyiapkan lahan yang menurut tata ruang aman," uajr Josef dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: NTT butuh bantuan pencegahan penyakit akibat pembusukan jenazah
Dalam hal itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas pekerjaan umun dan dinas lingkungan hidup setempat untuk menentukan daerah-daerah yang benar-benar aman untuk dibangun kembali permukiman pascabencana.
Baca juga: Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas
Bagi warga yang permukimannya tidak terkena proyek relokasi agar membangun rumah dengan sistem tahan gempa, dengan dana yang akan disediakan pemerintah pusat, serta rancangan dan bahan-bahan yang telah disesuaikan dengan standar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Josef mengatakan hal tersebut merupakan proses mitigasi, guna menghindari terjadinya suatu bencana, dan memberi kesadaran kepada masyarakat supaya tidak mendiami atau tidak membuat hunian di tempat-tempat yang rawan bencana.
Baca juga: Siklon hancurkan rumah, padamkan listrik di pesisir barat Australia
Sementara ini, pihaknya menunggu data dari daerah untuk dilengkapi dan untuk diverifikasi ke pemerintah pusat.
"Kami disini siapkan lahannya bekerjasama dengan semua unsur. Sehingga nanti jika sudah selesai, uang dari pusat datang, tinggal membangun," ujar dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: