Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas
12 April 2021 21:50 WIB
Kondisi bangunan rumah warga di Kelurahan Oebufu, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur yang tertimbun longsor dalam bencana badai seroja Minggu (4/4). (Antara/ Benny Jahang)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengatakan tidak ada lagi desa terisolir dan tidak terjangkau oleh Satuan Tugas (Satgas) Bencana Siklon Seroja, pascabanjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di provinsi tersebut.
"Semua desa yang terdampak bencana sudah dijangkau Satgas Bencana Siklon Tropis Seroja. Tidak ada lagi desa yang terisolir," ujar Josef dalam konferensi pers virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin, setibanya dari Desa Oipoli dan Pulau Pantar.
Josef mengatakan meski demikian, beberapa jembatan masih ada yang dalam kondisi putus, salah satunya Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang.
Putusnya jembatan yang dianggap sarana vital transportasi darat tersebut membuat akses perekonomian di dua wilayah itu terganggu.
Baca juga: Gubernur NTT sebut status bencana nasional tidak diperlukan
Oleh karenanya, dia mengupayakan adanya akses perekonomian dengan alternatif dari jalur udara maupun jalur laut, untuk sementara waktu.
Baca juga: Lima KRI diterjunkan bantu penanganan bencana alam di NTT
Kapal milik TNI atau KRI maupun kapal dari ASDP Indonesian Ferry, kata dia, selain untuk menyalurkan logistik, dimanfaatkan warga untuk membantu menghubungkan para warga guna memulihkan kembali perekonomiannya.
Baca juga: Korban meninggal bencana di NTT jadi 177 orang
"Kami sudah minta ASDP supaya bisa menggunakan kapal laut, karena di dua Kecamatan ini ada satu dermaga," ujar Josef.
"Semua desa yang terdampak bencana sudah dijangkau Satgas Bencana Siklon Tropis Seroja. Tidak ada lagi desa yang terisolir," ujar Josef dalam konferensi pers virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin, setibanya dari Desa Oipoli dan Pulau Pantar.
Josef mengatakan meski demikian, beberapa jembatan masih ada yang dalam kondisi putus, salah satunya Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang.
Putusnya jembatan yang dianggap sarana vital transportasi darat tersebut membuat akses perekonomian di dua wilayah itu terganggu.
Baca juga: Gubernur NTT sebut status bencana nasional tidak diperlukan
Oleh karenanya, dia mengupayakan adanya akses perekonomian dengan alternatif dari jalur udara maupun jalur laut, untuk sementara waktu.
Baca juga: Lima KRI diterjunkan bantu penanganan bencana alam di NTT
Kapal milik TNI atau KRI maupun kapal dari ASDP Indonesian Ferry, kata dia, selain untuk menyalurkan logistik, dimanfaatkan warga untuk membantu menghubungkan para warga guna memulihkan kembali perekonomiannya.
Baca juga: Korban meninggal bencana di NTT jadi 177 orang
"Kami sudah minta ASDP supaya bisa menggunakan kapal laut, karena di dua Kecamatan ini ada satu dermaga," ujar Josef.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: