Seoul (ANTARA) - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun tiba di Iran pada Ahad (11/4) untuk membantu memulihkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, kata pejabat Seoul.

Chung adalah perdana menteri Korea Selatan pertama yang mengunjungi Iran dalam 44 tahun di tengah hubungan dingin antara kedua negara karena kerja sama militer Iran dengan Korea Utara.

Ketegangan meningkat setelah Iran menyita kapal Korea Selatan dan pelautnya di Selat Hormuz pada Januari, menuduh mereka mencemari perairan, dan menuntut Korea Selatan melepaskan $ 7 miliar atau Rp102 triliun aset yang dibekukan di bank-bank Korea Selatan di bawah sanksi AS.

Perjalanan Chung dilakukan beberapa hari setelah Iran melepaskan kapal tanker dan kaptennya, anggota terakhir dari 20 awaknya, dimana Korea Selatan berjanji untuk membantu mengamankan pengeluaran dana.

Iran dan kekuatan dunia mengadakan pembicaraan pekan lalu yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan mantan Presiden AS Donald Trump tiga tahun lalu.

Setelah pembicaraan pada Ahad dengan Wakil Presiden Pertama Iran Eshaq Jahangiri, Chung menunjukkan kesediaannya untuk mendukung upaya menghidupkan kembali kesepakatan, yang bertujuan untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir, yang secara resmi dinamai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), menurut Laporan Media Iran dan Selatan.

Kembali ke JCPOA akan membantu meningkatkan hubungan antara Seoul dan Teheran, kata Chung.

Ia berjanji untuk meningkatkan kerja sama dengan Washington dan negara-negara lain atas dana Iran.

Pemerintahan Biden sedang mencoba menemukan cara untuk bergabung kembali dengan perjanjian dan mencabut sanksi pada pembicaraan di Wina dengan Iran, yang dimediasi oleh penandatangan Eropa.

Pejabat Seoul mengatakan mereka hanya dapat membebaskan dana yang dimiliki Iran dengan persetujuan dari Washington.

"Negosiasi JCPOA sedang dilakukan secara konstruktif dan tampaknya ... pengembangan hubungan dan penyelesaian masalah diperlukan untuk kesejahteraan dan kemajuan kedua negara," kata Chung dalam konferensi pers bersama, menurut kantor berita negara Iran IRNA.

Chung, yang mengunjungi Iran pada 2017 sebagai pembicara majelis nasional, mengundang Jahangiri ke Korea Selatan, dan berjanji untuk menyediakan pasokan medis dan memperluas kerja sama COVID-19, kata IRNA.

Serangan dunia maya di fasilitas nuklir Natanz Iran pada Ahad disebabkan oleh tindakan "terorisme nuklir", kata kepala nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, menurut TV pemerintah.

Ia menambahkan bahwa Teheran berhak untuk mengambil tindakan terhadap para pelaku.

Radio publik Israel, Kan, mengutip sumber-sumber intelijen, yang kewarganegaraannya tidak diungkapkan, mengatakan bahwa agen mata-mata Israel, Mossad, telah melakukan serangan dunia maya di situs tersebut.

Israel, yang menuduh Iran berusaha membangun senjata nuklir yang dapat digunakan untuk melawannya, belum memberikan komentar resmi atas insiden tersebut.

Sumber : Reuters

Baca juga: Iran salahkan Israel atas insiden Natanz, bersumpah balas dendam

Baca juga: Menhan AS Lloyd Austin tiba di Israel, Iran jadi agenda