Jakarta (ANTARA News) - Kekhawatiran mengenai ekonomi China membuat harga saham di bursa-bursa utama dunia melemah dan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa juga memicu saham-saham unggulan terkoreksi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah 62,361 poin (2,11 persen) menjadi 2.893,371, sedangkan indeks LQ45 turun 13,205 poin (2,29 persen) ke level 562,622.

Ditengah buruknya ekspektasi pasar, perdagangan di BEI berlangsung ramai dengan membukukan volume 3,006 miliar saham senilai Rp2,732 triliun yang dihasilkan dari 79.319 kali transaksi.

Dari keseluruhan saham aktif, 191 saham harganya melemah, hanya 33 yang naik, dan 57 lainnya harganya stabil.

Analis di Valbury Securities, Krishna Dwi S, mengatakan, Wall Street dalam dua hari terakhir ini seperti dibius oleh anestesi yang membekukan aktivitas perdagangan saham dihampir semua lini sehingga indeks Dow Jones hampir tidak beranjak.

Menurut MarketWatch, keputusan the Conference Board merevisi indikator pertumbuhan ekonomi China dari 1,7 persen menjadi 0,3 persen telah menebarkan sentimen negatif di pasar saham global.

Revisi atas angka yang dianggap sebagai kesalahan penghitungan yang kemudian direspon pasar secara negatif.

Tidak jauh berbeda dari perdagangan hari sebelumnya, saham sektor pertambangan masih menjadi motor dalam perdagangan hari ini di BEI. Bedanya, kalau kemarin menguat, sekarang sektor itu juga memimpin pelemahan.

Saham Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp800 ke Rp37.700, Astra International (ASII) turun Rp600 ke Rp47.500, Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 ke Rp17.000.

(ANT/S026)