Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan menyatakan jumlah pasien gas beracun dari Sumur Alue Siwah (AS) 11 milik PT Medco EP Malaka yang dirawat di rumah sakit (RS) di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, bertambah menjadi 20 orang dari sebelumnya 16 orang.

"Total pasien yang dirawat menjadi 20 orang. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit di Aceh Timur maupun Banda Aceh," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Timur Sahminan di Aceh Timur, Senin.

Ia mengatakan korban yang dirawat di RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur bertambah lima orang menjadi 18 orang. Sebelumnya, pasien keracunan gas di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Aceh Timur 13 orang.

Sedangkan pasien dirawat di RSU Graha Bunda Idi tidak bertambah, masih satu orang, sedangkan korban yang dirujuk dan dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh sebanyak satu orang.

“Semua pasien dirawat di RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur berangsur membaik. Kami terus memantau kondisi mereka,” kata Sahminan.

Sebelumnya, PT Medco E&P Malaka menjanjikan akan menanggung seluruh biaya pengobatan warga yang terdampak akibat asap gas yang beracun dari Sumur Alue Siwah-11 milik perusahaan itu.

"Kami terus melakukan pendampingan dan memonitor perkembangan kesehatan warga dan memastikan seluruh biaya akan ditanggung Perusahaan," kata VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur menyatakan pengungsi akibat dampak asap gas beracun dari sumur Alue Siwah-11 milik PT Medco E&P Malaka mencapai 302 orang.

“Ke-302 pengungsi itu berasal dari tiga dusun di Desa Paton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur,” kata Kepala BPBD Aceh Timur Ashadi.

Ia menyebutkan dari tiga dusun di Desa Paton Rayeuk T, pengungsi terbanyak berasal dari Dusun Bukit Mamplan dengan jumlah mencapai 170 orang , Dusun Bukit Panyang sebanyak 122 orang dan Dusun Seunebok Tuha hanya 10 orang.

“Mereka mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam di Desa Panton Rayeuk M. Mereka mengungsi untuk menghindari keracunan gas. Kami menyiapkan dua unit tenda dan ambal di lokasi pengungsi,” katanya.

Ashadi mengatakan semua pengungsi tertangani dengan baik. Hingga kini kondisi mereka aman terkendali. Namun, kapan mereka bisa kembali ke rumah, BPBD Aceh Timur belum bisa memastikannya.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Timur Elfiandi mengatakan pihaknya juga telah membuka dapur umum sejak hari pertama mengungsi di lokasi pengungsian.

"Untuk logistik pengungsi, masih mencukupi. Seluruh pengungsi juga sudah tertangani dengan baik. Kami juga sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan mereka," kata Elfiandi.

Sebelumnya, puluhan warga di Desa Panton Rayeuk T, Banda Alam, Aceh Timur, tumbang akibat terhirup gas beracun yang berasal dari kegiatan flaring atau pembakaran gas Sumur AS-11 PT Medco EP Malaka, Jumat (9/4) pagi.

Baca juga: Terhirup gas pencucian sumur, delapan warga Aceh Timur kritis

Baca juga: 259 jiwa di Aceh Timur mengungsi akibat gas beracun

Baca juga: Api dari semburan gas sumur minyak Aceh Timur sudah padam