DPR Soroti Kebakaran Beruntun di Surabaya
28 Juni 2010 19:24 WIB
Sejumlah anggota Polisi berjaga didepan pintu tempat terjadinya kebakaran di kafe Redboxx di kompleks mal Pakuwon Trade Center (PTC), Surabaya, Jumat (25/6). Kebakaran yang terjadi pada dini hari memakan korban 10 orang tewas. (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Surabaya (ANTARA News) - Anggota DPR dari Daerah Pemilihan I (Surabaya dan Sidoarjo) menyoroti peristiwa kebakaran di Kafe Redboxx dan Supermarket Sinar yang terjadi secara beruntun itu.
"Kasus itu telah menjadi perhatian kami," kata anggota Komisi VII DPR dari Dapil I, Sigit Sosiantomo, di Surabaya, Senin.
Apalagi dua peristiwa kebakaran terakhir, yakni Kafe Redboxx (25/6) dan Supermarket Sinar (26/6), dipicu oleh kompor gas.
"Polisi harus mengusut tuntas kasus itu. Mengapa kompor gas bisa meledak. Apalagi hal yang sama sebelumnya juga terjadi di gudang elpiji Jalan Slompretan," katanya.
Menurut dia, jauh-jauh hari sebelumnya komisinya sudah memperingatkan PT Pertamina untuk memperhatikan kualitas tabung elpiji yang diproduksi di China itu.
"Selain itu, selang elpiji juga harus jadi perhatian penyidik kepolisian karena baik tabung maupun selang tidak ada yang SNI (standar nasional Indonesia)," kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR dari Dapil I, Indah Kurnia, berpendapat, peristiwa kebakaran yang terjadi secara beruntun itu akibat tidak adanya kepedulian pemerintah dan Pertamina terkait kualitas tabung dan selang.
"Kalau pemerintah dan Pertamina tidak abai, saya yakin peristiwa kebakaran tidak akan terjadi," kata anggota Komisi XI itu.
Selain gudang elpiji, kafe, dan swalayan, peristiwa kebakaran yang dipicu oleh tabung elpiji, juga melanda masyarakat.
"Dulu sebelum ada program konversi minyak tanah, tidak pernah ada peristiwa kebakaran sesemarak sekarang ini," kata mantan Manajer Persebaya Surabaya itu.
(M038/S026)
"Kasus itu telah menjadi perhatian kami," kata anggota Komisi VII DPR dari Dapil I, Sigit Sosiantomo, di Surabaya, Senin.
Apalagi dua peristiwa kebakaran terakhir, yakni Kafe Redboxx (25/6) dan Supermarket Sinar (26/6), dipicu oleh kompor gas.
"Polisi harus mengusut tuntas kasus itu. Mengapa kompor gas bisa meledak. Apalagi hal yang sama sebelumnya juga terjadi di gudang elpiji Jalan Slompretan," katanya.
Menurut dia, jauh-jauh hari sebelumnya komisinya sudah memperingatkan PT Pertamina untuk memperhatikan kualitas tabung elpiji yang diproduksi di China itu.
"Selain itu, selang elpiji juga harus jadi perhatian penyidik kepolisian karena baik tabung maupun selang tidak ada yang SNI (standar nasional Indonesia)," kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR dari Dapil I, Indah Kurnia, berpendapat, peristiwa kebakaran yang terjadi secara beruntun itu akibat tidak adanya kepedulian pemerintah dan Pertamina terkait kualitas tabung dan selang.
"Kalau pemerintah dan Pertamina tidak abai, saya yakin peristiwa kebakaran tidak akan terjadi," kata anggota Komisi XI itu.
Selain gudang elpiji, kafe, dan swalayan, peristiwa kebakaran yang dipicu oleh tabung elpiji, juga melanda masyarakat.
"Dulu sebelum ada program konversi minyak tanah, tidak pernah ada peristiwa kebakaran sesemarak sekarang ini," kata mantan Manajer Persebaya Surabaya itu.
(M038/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: