Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi turun 20 poin menjadi Rp9.040-Rp9.050 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.020-Rp9.030, karena pelaku pasar kembali melakukan aksi lepas rupiah.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, posisi rupiah saat ini dinilai sangat bagus pada kisaran Rp9.020 sampai Rp9.050 per dolar yang berlangsung sejak dua minggu lalu.

Rupiah berada dalam kisaran sempit karena berbagai faktor baru yang mendukung baik dari internal maupun eksternal, katanya.

Dari internal, menurut dia, ekonomi makro Indonesia yang semakin baik memicu pelaku asing lebih suka menginvestasikan dananya di pasar domestik, karena kawasan Eropa dan Amerika pertumbuhan ekonominya masih tak menentu.

Melemahnya dolar AS juga mampu memicu rupiah untuk bangkit terus mendekati angka Rp9.000 per dolar, namun tertahan oleh aksi intervensi Bank Indonesia di pasar, ucapnya.

Indonesia, lanjut dia masih merupakan tumpuan dari pelaku asing untuk mencari untung yang lebih besar, karena pasar yang cukup besar.

"Kami optimis Indonesia ke depan akan menjadi pasar yang lebih menarik asalkan pemerintah mempercepat anggaran belanja modalnya," ujarnya.

Ia mengatakana, pelaku pasar sebenarnya sudah kembali masuk ke pasar domestik yang bermain di pasar saham maupun pasar uang, namun mereka juga masih memperhatikan data ekonomi AS yang masih tak menentu seperti penjualan perumahan baru AS yang pada Mei lalu merosot.

Mereka juga masih memperhatikan data Bank Dunia yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaiknya

tumbuhnya agak lamban hanya sekitar 5,7 persen, karena pertumbuhan itu masih belum didukung oleh sektor riil.

Apabila Indonesia dapat menyelesaikan sektor riil itu, maka ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh di atas angka 5,7 persen, ucapnya.
(h-CS/A024)