Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Petugas Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (BKPB) berhasil mengeluarkan anak-anak a berumur sekitar empat tahun yang terjepit salah satu stupa di puncak Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu.

"Laporan lengkap tentang identitas anak itu belum saya dapatkan, tetapi anak itu sudah berhasil dikeluarkan, kepalanya masuk stupa tetapi saat akan keluar tidak bisa," kata Kepala BKPB, Marsis Sutopo, di Borobudur, Minggu.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Selama kurang lebih setengah jam sejumlah petugas secara perlahan-lahan mengeluarkan kepala anak itu dari stupa.

Ia mengatakan, lukanya tidak serius tetapi hanya lecet dan telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Muntilan, Magelang, untuk mendapatkan perawatan.

Wisatawan umumnya mencoba merogoh salah satu stupa yang dikenal sebagai "Kunto Bimo" yang dipercaya membawa berkah. Setiap orang yang berhasil memegang tangan patung Sang Buddha di stupa "Kunto Bimo" dipercaya masyarakat Jawa akan sukses dalam hidupnya.

"Tetapi untuk kejadian ini bukan di `Kunto Bimo` tetapi di stupa sebelah selatannya. Mungkin tangannya tidak bisa menyentuh, dia lalu memasukkan kepalanya, tetapi kepalanya kemudian tidak bisa dikeluarkan," katanya.

Ia mengatakan, petugas sebenarnya secara intensif mengingatkan pengunjung agar tidak memanjat dinding candi dan stupa, serta tidak berdesak-desakan di tangga candi.

"Tetapi kadang-kadang pengunjung tidak mengindahkan larangan itu sehingga bisa membahayakan keselamatan diri dan orang lain, serta kepentingan kelestarian bangunan itu," katanya.

Ia mengimbau pengunjung untuk patuh terhadap ketentuan berwisata di Candi Borobudur yang juga peninggalan peradaban dunia, dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra di antara aliran Kali Elo dengan Progo Kabupaten Magelang itu.

Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Suwarno, membenarkan kejadian itu.

"Saya belum mendapat data nama anak itu, tetapi sudah dibawa ke RSU Muntilan. Anak itu mengalami luka ringan, sedangkan biaya perawatan ditanggung oleh pihak TWCB sesuai dengan ketentuan," katanya.Ia menyatakan peristiwa itu sebagai keteledoran pihak orang tua.

"Orang tuanya kelihatannya teledor dalam mengawasi anaknya, sementara keingintahuan anak begitu besar, Kami mohon para orang tua mengawasi anak-anaknya saat berwisata di Borobudur, apalagi saat ini sedang musim liburan sekolah sehingga banyak wisatawan ke Borobudur," katanya.

Seorang perempuan yang mengaku ibu anak itu terkesan enggan diwawancara wartawan saat ditemui di RSU Muntilan. Sekitar pukul 17.45 WIB korban bersama keluarganya meninggalkan RSU itu.

Anak itu bersama keluarganya diantar sejumlah petugas satuan pengamanan TWCB ke RSU setempat untuk mendapatkan perawatan.

Petugas Unit Gawat Darurat RSU Muntilan yang enggan disebut namanya menyatakan, anak itu mengalami lecet di bagian kening dan pihaknya telah memberikan pengobatan. (M029/I007)