Sehari jelang pemilu, Peru alami rekor harian kematian COVID-19
11 April 2021 09:31 WIB
Seorang pria memakai topeng wajah calon presiden Peru Hernando de Soto dari partai Avanza Pais memasang spanduk sebelum kampanye di kawasan Villa El Salvador di Lima, Peru, Senin (5/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Sebastian Castaneda/WSJ/djo
Lima (ANTARA) - Sehari sebelum menggelar pemilihan presiden dan kongres, Peru pada Sabtu (10/4)mengalami rekor tingkat kematian harian kedua dari pandemi virus corona yang baru melanda negara itu.
Kementerian kesehatan mengatakan 384 kematian telah dicatat, menjadikan total korban tewas menjadi 54.669, ketika petugas kesehatan berjuang melawan kekurangan oksigen medis dan rumah sakit yang jenuh, dan pemerintah berjuang untuk mengamankan pasokan vaksinasi yang cukup. Pada Rabu (7/4), Peru menandai rekor jumlah kematian pertama - 314 - yang terburuk sejak pandemi melanda negara itu dengan gelombang pertama pada Maret 2020.
Pada Minggu, jutaan warga Peru diperkirakan akan keluar untuk mencoblos di tempat pemungutan suara di seluruh negeri untuk memilih presiden dan perwakilan kongres berikutnya. Pemungutan suara adalah wajib, dengan ancaman denda $ 25 (Rp365 ribu), jumlah TPS telah ditingkatkan untuk memfasilitasi jarak sosial dan para pemilih didesak untuk membawa pena dan memakai masker mereka sendiri.
Bangsa Andes dengan sekitar 33 juta penduduk itu sejauh ini telah menerima lebih dari 1,5 juta dosis vaksin dari Sinopharm dan Pfizer / BioNTech, jumlah yang kecil dibandingkan dengan negara tetangganya di Amerika Latin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Peru mengundurkan diri karena skandal vaksin virus corona
Baca juga: Menkes Peru mundur terkait skandal vaksinasi mantan presiden
Kementerian kesehatan mengatakan 384 kematian telah dicatat, menjadikan total korban tewas menjadi 54.669, ketika petugas kesehatan berjuang melawan kekurangan oksigen medis dan rumah sakit yang jenuh, dan pemerintah berjuang untuk mengamankan pasokan vaksinasi yang cukup. Pada Rabu (7/4), Peru menandai rekor jumlah kematian pertama - 314 - yang terburuk sejak pandemi melanda negara itu dengan gelombang pertama pada Maret 2020.
Pada Minggu, jutaan warga Peru diperkirakan akan keluar untuk mencoblos di tempat pemungutan suara di seluruh negeri untuk memilih presiden dan perwakilan kongres berikutnya. Pemungutan suara adalah wajib, dengan ancaman denda $ 25 (Rp365 ribu), jumlah TPS telah ditingkatkan untuk memfasilitasi jarak sosial dan para pemilih didesak untuk membawa pena dan memakai masker mereka sendiri.
Bangsa Andes dengan sekitar 33 juta penduduk itu sejauh ini telah menerima lebih dari 1,5 juta dosis vaksin dari Sinopharm dan Pfizer / BioNTech, jumlah yang kecil dibandingkan dengan negara tetangganya di Amerika Latin.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Peru mengundurkan diri karena skandal vaksin virus corona
Baca juga: Menkes Peru mundur terkait skandal vaksinasi mantan presiden
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: