BNPT ajak tokoh lintas agama buat program cegah paham radikalisme
10 April 2021 22:09 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di lokasi rencana berdirinya Taman Miniatur 99 Masjid Dunia yang dikelola Yayasan Amanah Kita, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat (9/4/2021). ANTARA/Dok BNPT.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar MH mengajak tokoh lintas agama buat program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi paham radikal terorisme.
“BNPT meyakini bahwa para tokoh semuanya yang hadir ini merupakan ‘guru’, pencerah bagi para umat di lingkungan agamanya masing-masing. Tentu menjadi kewajiban kita bersama menjaga imunitas bangsa dari berbagai pengaruh-pengaruh virus yang membahayakan umat,” ujar Boy Rafli Amar, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Hal ini diungkapkan Boy Rafli Amar MH saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di lokasi rencana berdirinya Taman Miniatur 99 Masjid Dunia yang dikelola Yayasan Amanah Kita, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat malam (9/4).
Baca juga: Kemen PPPA-BNPT petakan daerah rawan rekrut teroris perempuan
Baca juga: Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme
Baca juga: Pertemuan membangun agen perdamaian melawan terorisme
Boy Rafli, dalam acara tersebut, mengatakan bahwa pertemuan dengan para tokoh lintas agama ini dilaksanakan untuk bersama-sama melaksanakan program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi berbagai macam virus seperti virus radikalisme yang menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Maka, katanya, sangat penting melakukan silaturahmi dengan para tokoh lintas agama yang tergabung dalam LPOK ini.
Dia menyampaikan bahwa berkaitan dengan tugas BNPT, yang menjadi konsentrasi adalah virus yang disebarluaskan oleh pihak-pihak yang mengusung ideologi terorisme.
Ia menyebut ideologi terorisme ini karakteristiknya yaitu intoleran, anti kemanusiaan, memanipulasi teks-teks ajaran agama, termasuk juga mudah menyalahkan pihak-pihak lain yang tidak sejalan pemikirannya dengan dia dan kecenderungannya bahkan melakukan yang bersifat destruktif.
Anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan tidak mungkin BNPT dapat bekerja sendiri dalam pencegahan paham radikalisme ini, sehingga perlu masukan para tokoh lintas agama untuk memikirkan generasi penerus bangsa menjadi pembangun-pembangun bangsa.
Menurut Habib Luthfi, menjadi PR bersama untuk mencegah pengaruh-pengaruh yang akan melenturkan nasionalisme yang ada di republik tercinta ini.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut para perwakilan dari seluruh ormas keagamaan itu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad al Islamiyah, Ittihadiyah, Persatuan Tarbiyah islamiyah (Perti), Mathlaul Anwar (MA), Az Zikra, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Nahdlatul Wathan serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu hadir juga perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).
“BNPT meyakini bahwa para tokoh semuanya yang hadir ini merupakan ‘guru’, pencerah bagi para umat di lingkungan agamanya masing-masing. Tentu menjadi kewajiban kita bersama menjaga imunitas bangsa dari berbagai pengaruh-pengaruh virus yang membahayakan umat,” ujar Boy Rafli Amar, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Hal ini diungkapkan Boy Rafli Amar MH saat acara Dialog Kebangsaan bersama Gugus Tugas Pemuka Agama yang tergabung Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) yang juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di lokasi rencana berdirinya Taman Miniatur 99 Masjid Dunia yang dikelola Yayasan Amanah Kita, di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat malam (9/4).
Baca juga: Kemen PPPA-BNPT petakan daerah rawan rekrut teroris perempuan
Baca juga: Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme
Baca juga: Pertemuan membangun agen perdamaian melawan terorisme
Boy Rafli, dalam acara tersebut, mengatakan bahwa pertemuan dengan para tokoh lintas agama ini dilaksanakan untuk bersama-sama melaksanakan program membangun daya imunitas dan kekebalan bangsa untuk menghadapi berbagai macam virus seperti virus radikalisme yang menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.
Maka, katanya, sangat penting melakukan silaturahmi dengan para tokoh lintas agama yang tergabung dalam LPOK ini.
Dia menyampaikan bahwa berkaitan dengan tugas BNPT, yang menjadi konsentrasi adalah virus yang disebarluaskan oleh pihak-pihak yang mengusung ideologi terorisme.
Ia menyebut ideologi terorisme ini karakteristiknya yaitu intoleran, anti kemanusiaan, memanipulasi teks-teks ajaran agama, termasuk juga mudah menyalahkan pihak-pihak lain yang tidak sejalan pemikirannya dengan dia dan kecenderungannya bahkan melakukan yang bersifat destruktif.
Anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyampaikan tidak mungkin BNPT dapat bekerja sendiri dalam pencegahan paham radikalisme ini, sehingga perlu masukan para tokoh lintas agama untuk memikirkan generasi penerus bangsa menjadi pembangun-pembangun bangsa.
Menurut Habib Luthfi, menjadi PR bersama untuk mencegah pengaruh-pengaruh yang akan melenturkan nasionalisme yang ada di republik tercinta ini.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut para perwakilan dari seluruh ormas keagamaan itu, yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Al Irsyad al Islamiyah, Ittihadiyah, Persatuan Tarbiyah islamiyah (Perti), Mathlaul Anwar (MA), Az Zikra, Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Syarikat Islam Indonesia, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, Himpunan Bina Mualaf Indonesia (HBMI), Nahdlatul Wathan serta dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selain itu hadir juga perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).
Pewarta: Joko Susilo
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021
Tags: