Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 259 jiwa dari 155 Kepala Keluarga di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kecamatan Aceh Timur mengungsi akibat dampak asap gas beracun dari Sumur Aleu Siwah-11 milik PT Medco E&P Malaka.

"Ada 259 jiwa warga Panton Rayeuk T kini harus mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam di Desa Panton Rayeuk M," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi di Idi, Sabtu.

Sedangkan 65 warga lainnya yang mengalami gejala seperti pusing muntah-muntah, sesak nafas serta muntah darah semuanya telah mendapatkan perawatan medis.

"Rinciannya, delapan dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud, satu dirawat di RS Graha Bunda dan delapan orang sedang diobservasi di puskesmas setempat," kata Ashadi.

Ashadi mengaku pihaknya juga telah menyiapkan dua unit tenda dan ambal di lokasi pengungsi. Tak hanya itu Dinas Sosial Aceh Timur juga turut menyediakan dapur umum di lokasi pengungsi.

"Semua korban telah tertangani dan sampai saat ini kondisi aman terkendali. Kami juga belum bisa memastikan kapan warga yang mengungsi tersebut kembali," kata Ashadi.

Baca juga: Terhirup gas pencucian sumur, delapan warga Aceh Timur kritis

Sementara itu PT Medco E&P Malaka menjanjikan menanggung seluruh biaya pengobatan warga yang terdampak akibat asap gas beracun dari Sumur Alue Siwah-11 milik perusahaan itu.

"Kami terus melakukan pendampingan dan memonitor perkembangan kesehatan warga dan memastikan seluruh biaya akan ditanggung perusahaan," kata VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi.

Arif Rinaldi mengatakan pihaknya bersama instansi terkait terus menangani warga yang diduga yang terdampak asap dari kegiatan flaring atau pembakaran gas Sumur AS-11.

"Perusahaan juga telah menyalurkan berbagai kebutuhan bagi masyarakat yang mengungsi di Kantor Camat Banda Alam," kata Arif Rinaldi menyebutkan.

Ia menyebutkan beberapa kebutuhan pokok yang disediakan seperti beras organik, gula pasir, minyak goreng, sarden, telur, mi instan dan minuman suplemen.

"Perusahaan turut menyerahkan kebutuhan masyarakat yang lain seperti kain sarung dan tikar. Bantuannya kami serahkan kepada Camat Banda Alam untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terdampak," kata Arif Rinaldi.

Baca juga: Semburan gas di Ponpes Al-Ihsan beracun dan berpotensi terbakar
Baca juga: Perbedaan temperatur picu gas beracun Gunung Ijen