Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR, Taufiq Kiemas, memuji peran Muhammadiyah yang sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sejak kelahirannya hingga kini nyaris berusia satu abad.

"Seluruh tujuan dari negara kesatuan RI seperti dalam pembukaan UUD 1945 sudah dilaksanakan oleh Muhammadiyah seperti mencerdaskan bangsa, jasa Muhammadiyah luar biasa," kata Taufiq Kiemas dalam Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Utama Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka di Pasar Rebo, Jakarta, Sabtu.

Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, jumlah universitas Muhammadiyah yang mencapai sekitar 170 buah tidak tertandingi.

"Pemerintah saja tidak bisa menandingi. Universitas negeri di 33 provinsi dan universitas negeri yang sebelumnya IKIP juga sekitar 33 buah, berarti hanya 66 buah universitas milik pemerintah. Jasa Muhammadiyah ini mengurangi beban negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," ujarnya lagi.

Taufiq mengatakan, universitas Muhammadiyah di berbagai provinsi seringkali berada di peringkat nomor dua setelah universitas negeri, demikian pula rumah sakit yang dibangun Muhammadiyah yang jumlahnya mencapai sekitar 130 rumah sakit, seringkali di peringkat kedua setelah rumah sakit pemerintah.

Taufiq juga mengimbau kepada para pimpinan organisasi sosial maupun politik, agar belajar dari Muhammadiyah yang hartanya (aset) tak pernah habis tapi terus bertambah meskipun pimpinannya terus berganti-ganti.

"Ini berbeda dengan PDIP yang hartanya berkurang terus," ujarnya, sambil tertawa.

Taufik juga mengelak bahwa sumbangannya untuk pembangunan Uhamka sebesar Rp750 juta menunjukkan adanya intervensi politik.

"Saya lihat Muhammadiyah tidak bisa diintervensi, karena saya lihat jasa Muhammadiyah yang besar dalam memberi solusi bagi bangsa," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan bahwa sumbangan Ketua MPR yang juga tokoh PDIP Taufiq Kiemas senilai Rp750 juta maupun sumbangan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan senilai Rp500 juta untuk penanaman pohon di Uhamka jangan dilihat sebagai intervensi.

"Mereka salut terhadap gerakan dan perjuangan Muhammadiyah, jadi itu lebih merupakan infaq dan sadaqoh yang akhirnya untuk kesejahteraan umat dan bangsa juga," kata Din yang saat itu juga didampingi Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno.

Namun demikian, ia juga mengakui bahwa upaya intervensi dari banyak pihak selalu ada karena Muhammadiyah merupakan suatu organisasi besar.
(T.D009/F001/P003)