Brussels (ANTARA) - Komisi Eropa sedang mengupayakan persetujuan pemerintah Uni Eropa (EU) untuk melakukan pembicaraan dengan Pfizer dan BioNTech terkait pembelian hingga 1,8 miliar dosis vaksin COVID-19 yang akan dikirim pada 2022 dan 2023, kata pejabat EU kepada Reuters.

Jumat pagi (9/4), harian Jerman Die Welt melansir bahwa Komisi Eropa langsung menandatangani kontak pembelian hingga 1,8 miliar dosis vaksin. Laporan itu tidak menyebutkan dengan perusahaan mana kontrak itu ditandatangani.

Pejabat EU itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa eksekutif EU telah memutuskan untuk mendekati Pfizer-BioNTech dan bahwa pemerintah Uni Eropa mendukung rencana tersebut, kendati belum adanya persetujuan yang pasti.

Juru bicara Komisi Eropa membenarkan rencana pembelian dosis tambahan tersebut, yang separuhnya merupakan opsional.

Ia juga mengonfirmasi bahwa eksekutif Uni Eropa telah mengidentifikasi satu pemasok, produsen vaksin mRNA, namun menolak mengomentari tentang perusahaan mana yang akan didekati untuk menegosiasikan kontrak.

Juru bicara Pfizer mengatakan pihak perusahaan belum bisa berkomentar.

Pfizer-BioNTech dan Moderna telah memasok vaksin mRNA ke Uni Eropa sementara perusahaan bioteknologi Jerman CureVac sedang mengupayakan persetujuan EU untuk vaksin mRNA buatannya.

Vaksin-vaksin itu nantinya akan dikirim berdasarkan jadwal bulanan dan dengan klausul kewajiban pemasok mengirimnya, kata pejabat EU.

Sumber: Reuters

Baca juga: Australia serukan pelepasan 3,1 juta dosis vaksin COVID oleh Uni Eropa

Baca juga: EU perkirakan dapat memvaksin mayoritas masyarakat pada akhir Juni

Baca juga: Telepon Kanselir Jerman, Presiden China ajak kerja sama vaksin


Terdampak embargo, pemerintah atur ulang jadwal vaksinasi