Bengkulu (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mahmud Mattalitti memuji upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menstabilkan harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat pabrik hingga bisa mencapai Rp2 ribu per kilogram (Kg).

Menurutnya, upaya yang dilakukan Pemprov Bengkulu dengan menggandeng pengusaha kelapa sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bengkulu ini akan sangat menguntungkan petani.

"Dengan komitmen dan dukungan kuat dari pemerintah, sawit bisa menjadi andalan. Potensinya akan sangat menjanjikan," kata La Nyalla di Bengkulu, Sabtu.

Baca juga: Banyak perusahaan CPO di Bengkulu tak laporkan transaksi

Dalam lawatannya ke Bengkulu kali ini, La Nyalla didampingi beberapa anggota DPD RI lainnya yakni Ahmad Kanedi dan Eni Khairani anggota DPD dari daerah pemilihan (Dapil) Bengkulu, Sylviana Murni (DKI), Evita Apita Mata (NTB), Bustami Zainuddin (Lampung) dan Fachrul Razi (Aceh).

Kendati demikian, Ketua DPD RI ini memberikan sejumlah catatan terkait kerjasama yang dilakukan Pemprov Bengkulu dengan GAPKI tersebut.

Ia menilai kerjasama tersebut harus mampu menyerap TBS kelapa sawit dari petani lokal, sehingga program itu benar-benar memberikan kesejahteraan bagi petani dan menggerakkan perekonomian daerah.

"Harus ada imbas yang positif dari kerja sama ini dan petani harus diuntungkan. Di saat seperti ini, pemerintah memang harus tampil sehingga masyarakat petani bisa lebih cepat mendapat informasi jika terjadi lonjakan bahkan penurunan harga sawit," ucapnya.

Baca juga: Ketua DPD dorong penyuluh pertanian kuasai teknologi digital

Ia menilai, upaya Pemprov Bengkulu menstabilkan harga jual TBS kelapa sawit ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat yang meningkatkan pengolahan minyak kelapa sawit atau CPO untuk pembuatan bio solar B20 dan B30.

Untuk itu ia berharap 30 perusahaan pengolahan CPO yang beroperasi di Bengkulu saat ini mampu meningkatkan produksi, sehingga bisa mencukupi kebutuhan nasional.

"Serapan sawit ini tentu akan menguntungkan petani. Hal ini tentu memungkinkan. Apalagi terdapat 30 perusahaan CPO di Bengkulu yang tersebar dari Mukomuko hingga Kaur," demikian La Nyalla.

Baca juga: La Nyalla minta Kadin dorong lahirnya pengusaha baru

Baca juga: La Nyalla minta Presiden dorong negara G20 adopsi pajak minimum global