Bulu tangkis
KOI sebut pembinaan bulu tangkis perlu dicontoh cabang lain
10 April 2021 02:04 WIB
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (kiri) bersama Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna (tengah) saat pelantikan PP PBSI periode 2020-2024 di Jakarta, Jumat (9/4/2021). (ANTARA/HO-KOI)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyebut bahwa sistem pembinaan yang dilakukan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) perlu dicontoh oleh induk organisasi cabang olahraga lain.
Setelah menghadiri pelantikan PP PBSI periode 2020-2024 di Jakarta, Jumat (9/4), Okto, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pembinaan yang dilakukan PBSI telah berhasil membuktikan diri berkontribusi meraih prestasi di berbagai kejuaraan internasional termasuk Olimpiade.
“Bulu tangkis sudah membuktikan diri telah memberi prestasi di kancah dunia, baik Olimpiade maupun Kejuaraan Dunia,” kata Okto dalam siaran pers yang diterima Jumat.
Baca juga: Gagal di Thailand, PBSI buat program khusus kualifikasi Olimpiade
“Tentu sistem pembinaan mereka perlu dicontoh cabang olahraga lain karena tingkat tertinggi pencapaian prestasi adalah Olimpiade untuk multievent dan Kejuaraan Dunia untuk single event,” sambung dia.
Atlet cabang bulu tangkis tak pernah absen mengibarkan bendera Merah Putih di mata dunia sejak mulai dimainkan pada Olimpiade 1992 Barcelona. Pada saat ini, Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma untuk pertama kalinya membawa pulang medali emas untuk Indonesia dari ajang Olimpiade.
Tradisi medali emas itu dilanjutkan oleh ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja di Olimpiade 1996 Atlanta, ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya (Olimpiade 2000 Sydney), tunggal putra Taufik Hidaya (Olimpiade 2004 Athena) dan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade 2008 Beijing).
Sayang tradisi emas itu sempat terputus di Olimpiade 2012 London sebelum direbut kembali pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro lewat ganda campuran Tontowi Ahamd/Liliyana Natsir.
Baca juga: Hafiz/Gloria harus kerja keras di Eropa agar lolos Olimpiade Tokyo
“Bisa kita lihat bagaimana penampilan pebulu tangkis Indonesia di Olimpiade yang sudah mendulang medali emas,”
“Tentu kita semua menyoroti bagaimana pembinaan yang mereka lakukan. Ini perlu dijadikan benchmark bagi olahraga di Indonesia,” kata Okto.
Sementara itu Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna berjanji untuk mempertahankan prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia. Terdekat dia punya target membawa pulang medali emas di Olimpiade Tokyo yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
“Kami akan melanjutkan pelatnas, menyiapkan Sirkuit Nasional dan fokus menyiapkan tim menuju Olimpiade Tokyo,” kata Agung saat pelantikan.
Baca juga: Anthony sikapi pergeseran Olimpiade Tokyo dengan santai
Setelah menghadiri pelantikan PP PBSI periode 2020-2024 di Jakarta, Jumat (9/4), Okto, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pembinaan yang dilakukan PBSI telah berhasil membuktikan diri berkontribusi meraih prestasi di berbagai kejuaraan internasional termasuk Olimpiade.
“Bulu tangkis sudah membuktikan diri telah memberi prestasi di kancah dunia, baik Olimpiade maupun Kejuaraan Dunia,” kata Okto dalam siaran pers yang diterima Jumat.
Baca juga: Gagal di Thailand, PBSI buat program khusus kualifikasi Olimpiade
“Tentu sistem pembinaan mereka perlu dicontoh cabang olahraga lain karena tingkat tertinggi pencapaian prestasi adalah Olimpiade untuk multievent dan Kejuaraan Dunia untuk single event,” sambung dia.
Atlet cabang bulu tangkis tak pernah absen mengibarkan bendera Merah Putih di mata dunia sejak mulai dimainkan pada Olimpiade 1992 Barcelona. Pada saat ini, Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma untuk pertama kalinya membawa pulang medali emas untuk Indonesia dari ajang Olimpiade.
Tradisi medali emas itu dilanjutkan oleh ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja di Olimpiade 1996 Atlanta, ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya (Olimpiade 2000 Sydney), tunggal putra Taufik Hidaya (Olimpiade 2004 Athena) dan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade 2008 Beijing).
Sayang tradisi emas itu sempat terputus di Olimpiade 2012 London sebelum direbut kembali pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro lewat ganda campuran Tontowi Ahamd/Liliyana Natsir.
Baca juga: Hafiz/Gloria harus kerja keras di Eropa agar lolos Olimpiade Tokyo
“Bisa kita lihat bagaimana penampilan pebulu tangkis Indonesia di Olimpiade yang sudah mendulang medali emas,”
“Tentu kita semua menyoroti bagaimana pembinaan yang mereka lakukan. Ini perlu dijadikan benchmark bagi olahraga di Indonesia,” kata Okto.
Sementara itu Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna berjanji untuk mempertahankan prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia. Terdekat dia punya target membawa pulang medali emas di Olimpiade Tokyo yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
“Kami akan melanjutkan pelatnas, menyiapkan Sirkuit Nasional dan fokus menyiapkan tim menuju Olimpiade Tokyo,” kata Agung saat pelantikan.
Baca juga: Anthony sikapi pergeseran Olimpiade Tokyo dengan santai
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: