Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh Nova Iriansyah menawarkan peluang investasi bidang energi terbarukan kepada perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA) saat lawatan ke Abu Dhabi.

“Target ini sejalan dengan Program Unggulan Aceh Green dan Aceh Energi yang menjadikan energi terbarukan sebagai sasaran peningkatan dalam penyediaan energi di Aceh,” kata Nova Iriansyah dalam siaran pers diterima ANTARA di Banda Aceh, Jumat.

Dalam pertemuan dengan perwakilan Masdar anak perusahaan Mubadala, Nova mengatakan dirinya bersama rombonhan membicarakan peluang investasi di bidang energi terbarukan di Aceh.

Ia mengatakan kemungkinan investasi itu dengan Przemek Lupa dan Fatima AlMadhloum AlSuwaidi dari Masdar dan salah satu target pembangunan Aceh adalah meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi Aceh.

Baca juga: Turunkan emisi, RI butuh investasi besar bangun pembangkit EBT 56 GW

Ia menjelaskan tawaran investasi tersebut untuk menggantikan pembangkit energi berbasis fosil/diesel dengan pembangkit energi terbarukan terutama di daerah kepulauan seperti Sabang, Simeulue, dan Pulau Banyak.

Masdar memiliki portofolio usaha di bidang energi berkelanjutan dan teknologi serta inovasi. Saat ini, perusahaan tersebut beroperasi di lebih 30 negara, melakukan investasi lebih US$ 19,9 miliar, dengan total energi yang dibangun sebesar 10,7 Gigawatt.

Di Indonesia, Masdar saat ini sedang bersiap membangun pembangkit listrik tenaga matahari di Waduk Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 145 MW.

Baca juga: Anggota DPR: RUU EBT harus mampu jawab keinginan investor

Masdar merupakan, simbol dari kebijakan transisi ekonomi Uni Emirat Arab dari berbasis sumber daya alam minyak dan gas menjadi berbasis pengetahuan dan keberlanjutan.

Selain itu Gubernur Aceh juga melakukan pertemuan dengan Perwakilan Petro Gold Dubai terkait rencana investasi di hilirisasi kehutanan terutama komoditas kayu cendana.

Dalam laeatan luar negeri tersebut, Nova Iriansyah turut didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Aceh, Marthunis, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, Wakil Ketua DPR Aceh, Hendra Budian, Staf Khusus Gubernur Aceh, Iskandar dan Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid.