Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup melemah dipicu kembali naiknya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.

Rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.565 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.535 per dolar AS.

"Akhir pekan ini dolar Amerika mengalami penguatan tidak lepas karena kembali naiknya imbal hasil obligasi AS yang sempat bergerak turun di sesi perdagangan kemarin," kata Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin di Jakarta, Jumat.

Imbal hasil obligasi AS saat ini berada di level 1,67 persen dari sebelumnya di posisi 1,63 persen.

Untuk prospek pada minggu depan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi imbal hasil (yield) obligasi AS, rilis data penjualan ritel AS, data inflasi, data PDB Inggris dan China.

Hal-hal tersebut, lanjut Nanang, kemungkinan besar akan membuat rupiah berfluktuasi secara signifikan, ditambah lagi pasar berekspektasi terhadap pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat.

"Dan ini masih menjadi sebuah kekhawatiran pasar terhadap pemburuan yield obligasi AS yang masih akan terus terjadi karena ekspektasi pemulihan ekonomi," ujar Nanang.

Nanang menambahkan, rupiah berpeluang melemah lagi pada pekan depan seiring pemulihan dolar AS setelah mengalami tekanan dalam dua pekan terakhir.

"Rentang harga Rp14.650 sampai dengan Rp14.680 sebagai area resisten pertama dan kedua. Sedangkan bottom Rp14.530 hingga Rp14.490," kata Nanang.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.548 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.540 per dolar AS hingga Rp14.585 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah stagnan alias sama dengan posisi pada hari sebelumnya Rp14.580 per dolar AS.

Baca juga: IHSG akhir pekan melemah tipis sejalan pelemahan bursa Asia
Baca juga: Dolar tergelincir terseret kenaikan klaim pengangguran mingguan AS
Baca juga: Saham Hong Kong turun karena kekhawatiran ketegangan Tiongkok-AS