Medan (ANTARA News) - Meskipun Greenpeace memprotes tata cara pemotongan kodok, ekspor paha kodok Sumatera Utara ke Eropa malah naik 2,97 persen dari nilai priode sebelumnya.

"Ekspor paha kodok itu masih tetap bagus dengan terbesar ke Belgia dan Prancis," kata Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Fitra Kurnia, di Medan, Kamis.

Dia memastikan, sampai saat ini tidak ada satu pun importir yang membatalkan kontrak komoditas itu.

Mengutip data Surat Keterangan Asal (SKA) hingga Mei 2010, Fitra menyebutkan volume ekspor paha kodok mencapai 170,600 kg senilai 870,944 dolar AS atau tumbuh sedikit dari periode sama senilai 845,798 dolar AS.

Padahal Greenpeace memprotes soal tata cara pemotongan kodok yang kemudian ditanggapi serius Kadin dengan meminta instansi berwenang mengawasi tata cara pemotongan hewan itu untuk menekan kesan jelek.

Pengamat perdagangan luar negeri Sumut, Suharil Latief memembenarkan bahwa protes Greenpeace bisa menganggu ekspor paha kodok.

"Nyatanya sampai dewasa ini belum terlihat dampak negatif tudingan Greenpeace itu, tetapi tudingan tersebut harus diperhatikan pemerintah dan pengusaha," katanya. (*)

E016/M034