Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Kamis menegaskan bahwa mereka tidak akan memprioritaskan atlet Olimpiade dan Paralimpiade untuk menerima vaksin COVID-19.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi sebuah laporan media yang menyebut bahwa pemerintah Jepang akan mempertimbangkan untuk memastikan agar atlet Olimpiade dan Paralimpiade bisa mendapat vaksinasi pada akhir Juni.

Pemberitaan itu mengundang amarah publik di media sosial. Namun Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato langsung membantah laporan tersebut dan mengatakan bahwa pemerintah tidak akan memprioritaskan para atlet untuk mendapat vaksin, demikian dilaporkan Reuters, Kamis.

Baca juga: Jepang prioritaskan vaksin untuk atlet Olimpiade

Seorang warganet menyebut bahwa atlet tidak memerlukan vaksin karena mereka masih muda dan sehat. Yang paling membutuhkan saat ini adalah pekerja medis, para lansia dan orang-orang yang menderita penyakit kronis. Untuk menjaga pasokan vaksin yang terbatas, warga biasa pun tidak mungkin mendapat giliran vaksin sebelum musim panas.

“Berikan (vaksin) kepada ibuku dulu. Semua atlet masih muda dan sehat,” kata salah satu pengguna Twitter.

“Ini sangat aneh mengingat kami tidak tahu apakah semua lansia akan menerima vaksin mereka pada pertengahan Juni. Lalu kalian akan memberikan semua atlet vaksin?” tulis Aoiumi2.

Baca juga: Jelang Olimpiade, Tokyo perketat langkah preventif COVID-19

Sebanyak satu juta dari total populasi 126 juta warga Jepang telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer--satu-satunya produsen vaksin COVID-19 yang telah mendapat izin di Jepang-- sejak Februari. Vaksinasi lansia baru akan dilakukan pekan depan.

Olimpiade 2020 Tokyo diragukan bisa digelar sesuai rencana setelah beberapa kegiatan uji coba atau test event diputuskan ditunda dan dibatalkan karena kekhawatiran pandemi.

CEO grup e-commerce Jepang Rakuten Inc Hiroshi Mikitani berpendapat bahwa tetap menyelenggarakan Olimpiade di tengah situasi pandemi merupakan hal yang berisiko.

“Sejujurnya, saya merasa Olimpiade Musim Panas ini terlalu berisiko. Saya menentangnya,” kata Mikitani melalui Twitter-nya.

Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo batalkan uji coba polo air

Kendati begitu, masih banyak perusahaan Jepang yang tetap mendukung pergelaran Olimpiade yang akan dimulai 23 Juli itu, salah satunya adalah CEO Asahi Group Atsushi Katsuhi.

“Saya ingin Olimpiade dan Paralimpiade tetap berlangsung,” ujar Katsuki.

“Sayang sekali Olimpiade nanti akan dibatasi, tetapi kami tidak terlalu khawatir soal itu,” tambahnya.

Baca juga: Korea Utara tak akan ikut Olimpiade Tokyo
Baca juga: IOC belum terima kabar resmi Korea Utara absen di Olimpiade Tokyo
Baca juga: Kirab obor Olimpide di Osaka akan dilakukan di taman tanpa penonton