London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia jatuh di bawah 76 dolar pada Rabu, di belakang meningkatnya cadangan minyak mentah dan setumpuk data ekonomi lain yang mengecewakan di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia.
Pasar tetap gelisah menjelang keputusan suku bunga AS dan setelah prospek optimis permintaan energi dari Badan Energi Internasional (IEA).
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, merosot 2,03 dolar menjadi 75,82 dolar per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus jatuh 1,92 dolar menjadi 76,12 dolar per barel pada transaksi sore hari.
Departemen Energi (DoE) Pemerintah AS mengatakan Rabu, bahwa cadangan minyak mentah Amerika melonjak sebesar 2,0 juta barel pada pekan yang berakhir 18 Juni menunjukkan lemahnya permintaan energi.
Itu mengejutkan pasar karena perkiraan untuk turun tajam 1,0 juta barel, menurut analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.
Stok Bensin turun 800.000 barel, yang mengalahkan proyeksi naik 300.000 barel.
"Kami punya laporan beragam lain, sejak angka produk yang mendukung yang dibayangi meningkatnya cadangan minyak mentah," kata analis Andrey Kryuchenkov dari VTB Capital.
"Kami masih memperkirakan peningkatan jumlah bensin dari sini dan ke dalam kuartal ketiga, dengan musim berkendara musim panas AS dalam ayunan penuh dan dengan tren musiman utuh."
Potret mingguan merupakan indikator kunci dari permintaan pasar karena Amerika mengkonsumsi minyak jauh lebih banyak dari negara lain.
Selain itu, pejabat AS Rabu menunjukkan data bahwa penjualan rumah baru keluarga tunggal di Amerika Serikat anjlok hampir 33 persen pada Mei ke rekor terendah setelah berakhirnya keringanan pajak.
Departemen Perdagangan mengatakan penjualan rumah baru keluarga tunggal disesuaikan musiman tingkat tahunan 300.000 pada Mei, 32,7 persen di bawah tingkat revisi April 446.000.
Kecepatan ini yang paling lambat sejak Januari 1963, ketika departemen memulai serangkaian data, dan jauh di bawah rata-rata perkiraan analis 430.000.
Mundurnya penjualan rumah baru diperkirakan setelah pembeli bergegas untuk memenuhi batas waktu 30 April untuk kontrak menjadi ditandatangani, mendorong kenaikan penjualan April.
Kryuchenkov menggambarkan data sebagai "mengecewakan" dan mengatakan itu membantu menjaga sebuah penutup di pasar minyak.
Ia juga mencatat bahwa "dolar yang menguat menambah tekanan terhadap sebagian besar pasar komoditas hari ini."
Minyak juga jatuh pada Selasa, karena penjualan rumah bekas di AS memburuk menghapus lonjakan singkat optimisme pasar atas langkah terbaru China untuk membuat mata uangnya lebih fleksibel.
Kemudian pada Rabu, Federal Reserve AS diperkirakan akan terus mempertahankan suku bunga AS pada terendah dalam sejarah, karena mencoba untuk menjaga pemulihan tetap di treknya.
Di tempat lain pada Rabu, IEA yang berbasis di Paris -- unit kebijakan minyak Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan -- mengatakan dalam sebuah laporan, bahwa permintaan minyak akan dipelopori oleh negara-negara berkembang.
"Laporan IEA mengatakan ... meningkatkan pasokan minyak dunia mungkin akan mengimbangi permintaan minyak yang lebih tinggi selama lima tahun ke depan, tetapi badan meningkatkan prospek pertumbuhan permintaan minyak global menjadi rata-rata 1,4 persen untuk setiap tahun sampai 2015, mengutip potensi kuat permintaan dari pasar negara berkembang," kata analis Sucden, Sokou Myrto.
"IEA mengatakan bahwa pasokan minyak global akan meningkat mencapai 96.5 juta bpd (barel per hari) pada tahun 2015, terutam dipimpin oleh negara-negara non-OPEC." (A026/K004)
Harga Minyak Jatuh di Bawah 76 Dolar Per Barel
24 Juni 2010 00:57 WIB
Ilustrasi Anjungan Pengeboran Minyak. (ANTARA/Fanny Octavianus)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: