Jakarta (ANTARA) - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pelaku usaha khususnya UMKM harus menyiapkan profil risiko untuk memperoleh kemudahan kredit dari perbankan.

"Persiapkan catatan profil risiko perusahaan, agar bank mudah menilai risiko," kata Piter dalam webinar ISEI mengenai penyaluran kredit dari perbankan di Jakarta, Kamis.

Piter mengatakan penyiapan profil risiko berupa pencatatan maupun laporan keuangan secara sederhana ini dapat bermanfaat untuk memudahkan bank dalam mengenali debitur dengan baik.

"Bank tidak ingin nasabahnya terjebak utang, tapi bank juga tidak mau memberikan kredit kepada nasabah yang belum punya track record. Maka siapkan dulu pencatatan atau lapangan keuangan meski secara sederhana," katanya.

Selain itu, agar tidak terkena problem kredit sebagai jebakan utang, pelaku usaha bisa mengajukan pinjaman kepada perbankan atau pihak-pihak seperti Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bisa menyediakan pendampingan untuk menekan risiko.

"Usahakan mengajukan ke bank-bank yang kita yakini mempunyai program untuk membantu, apalagi sekarang banyak bantuan pemerintah. Ikuti itu, terutama cara bagaimana mendapatkan kredit dan konsultasi," kata Piter.

Di sisi lain, untuk mempermudah penyaluran kredit, bank juga harus menyiapkan kredit dengan pengelolaan dan skema yang baik agar mampu dimanfaatkan secara produktif dan nasabah mudah untuk mengembalikan pinjaman.

"Bank tidak pernah mengarahkan kredit jadi jebakan utang, karena kredit bermasalah (NPL) jadi beban bank. Kalau bank sejak awal memudahkan, maka nasabah juga akan tumbuh berkembang dengan baik," kata Piter.

Saat ini, pertumbuhan kredit masih menghadapi persoalan distribusi karena lambannya penyaluran kepada masyarakat dan dunia usaha mengingat lesunya permintaan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan bank yang sedang mengalami kelebihan likuiditas.

Dengan kondisi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih optimistis permintaan akan pulih dan memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2021 pada kisaran 7-8 persen, meski pada periode Februari tercatat tumbuh negatif 2,15 persen (yoy).

Baca juga: KSSK ingin genjot penyaluran kredit untuk 38 sektor prioritas
Baca juga: Gubernur BI: Penurunan suku bunga kredit bank perlu terus didorong
Baca juga: OJK : Penyaluran kredit perbankan sudah mulai naik