Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Rabu didominasi aksi lepas saham terutama saham P Gas, sehingga menekan Indeks Harga Saham Gabungan merosot, setelah beberapa hari lalu menguat akibat membaiknya bursa Wall Street dan regional.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) turun 0,41 persen atau 12,090 poin menjadi 2.922,499 poin dan indeks LQ-45 berkurang 1,923 poin atau 0,34 persen menjadi 569,16 poin.
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah di Jakarta, mengatakan, koreksi terhadap indeks BEI dinilai wajar, setelah dua hari lalu menguat hingga mendekati angka 3.000 poin.
Indeks BEI sebelumnya diperkirakan akan dapat menembus angka 3.000 poin, karena hanya tinggal beberapa poin saja untuk mencapai level tersebut, katanya.
Namun, lanjut dia, adanya kekhawatiran atas larangan pengeboran minyak di Teluk Meksiko mengakibatkan saham-saham di Amerika Serikat terkoreksi dan menguatnya dolar AS.
Pasar juga aktif melepas saham untuk mengambil untung setelah beberapa hari lalu menguat, ujarnya.
Menurut dia, pelaku asing aktif bermain pasar saham, karena pasar tersebut masih dapat memberikan nilai tambah yang cukup baik, diperkirakan masih berada di pasar, meski saat ini mereka berdiam diri.
"Kami memperkirakan pelaku pasar akan turun ke pasar setelah melihat pasar untuk mengetahui kapan akan turun maupun baik," ucapnya.
Saham-saham yang mengalami koreksi antara lain saham Astra Internasional melemah Rp500 menjadi Rp47.850, Gudang Garam turun Rp400 menjadi Rp34.200, saham Mega berkurang Rp350 menjadi Rp2.550, saham HM Sampoerna turun Rp150 menjadi rp18.950.
Namun saham yang paling banyak dilepas pelaku pasar adalah saham P Gas sebanyak 11,00 juta lebih dengan nilai Rp42,56 miliar pada kurs akhir berkurang Rp50 menjadi Rp3.900 per saham.
"Kami masih optimis indeks BEI akan bergerak naik lagi hingga mencapai angka 3.000 poin, ucapnya.
(CS/B010)
Aksi Lepas Saham Tekan Indeks Turun
23 Juni 2010 10:31 WIB
Sejumlah pialang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta/ilustrasi. (ANTARA/Prasetyo Utomo)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Tags: