Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan industri perbankan harus punya sejumlah strategi untuk menyiapkan pemimpin atau leader tangguh dalam menghadapi era VUCA.

"Tantangan utama tersebut membutuhkan profil seorang leader yang memiliki purpose, attitude, dan skill yang kuat," kata Kartika dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Secara umum, VUCA merupakan fenomena yang menggambarkan situasi dunia yang mengalami perubahan sangat cepat dan sulit ditebak.

Perkembangan dan inovasi yang cepat itu dalam industri 4.0 terjadi hampir di semua sektor, sehingga membuat dunia bisnis sangat mudah mengalami keadaan yang penuh gejolak atau volatility, tidak pasti atau uncertainty, rumit atau complexity, dan serba kabur atau abiguity yang disingkat VUCA.

"Purpose dan attitude tersebut akan menjadi sumber energi utama serta guidance sebagai leader," kata Kartika.

Purpose adalah keinginan kuat untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik untuk diri sendiri, keluarga maupun komunitas, seperti bangsa dan negara.

Purpose merupakan sumber energi utama bagi setiap pemimpin sehingga memiliki energi tak terbatas dalam melakukan berbagai aktivitas.

Mark Zuckerberg pencipta Facebook, lanjut Kartika, tak hanya membuat dunia terkoneksi dan mendorong menghasilkan ide-ide inovatif, tetapi juga menginspirasi seluruh karyawan Facebook.

Adapun tokoh Indonesia yang menginspirasi adalah Jenderal Sudirman di mana beliau mempunyai semangat untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.

"Keinginan kuat atau purpose tersebut perlu dilengkapi dengan leader attitude yang baik," kata Kartika.

Dalam menghadirkan pemimpin baru, setiap perbankan nasional punya pengembangan tersendiri yang secara umum part of development sejak dari pegawai yang bergabung maupun manajemen training dan rekruitmen hingga ke level board of director.

Kartika menambahkan ada tiga bidang penting yang harus dimiliki perbankan nasional dalam menghadirkan pemimpin baru, pertama on boarding di mana pegawai baru disiapkan untuk bisa berkontribusi dan memiliki speed untuk meningkatkan produktivitas.

Kedua, equating di mana pegawai diberikan ilmu kepemimpinan dan teknikal manajerial yang cukup untuk menghadapi segala tantangan.

Lalu, ketiga adalah developing di mana pengembangan pegawai diakselerasi dan disiapkan untuk menuju jenjang posisi yang lebih tinggi yang memungkinkan berkembang sesuai tantangan.

Pengalaman adalah guru terbaik, karena itu program pengembangan paling efektif adalah memberikan direct experience memalui tes dan program ataupun assignment yang dapat mengembangkan kemampuan pemimpin dengan cepat dalam waktu singkat.

"Seorang leader yang baik mampu menciptakan dan menyiapkan leader masa depan di mana penyiapan leader dalam industri perbankan khususnya dalam industri 4.0 era VUCA dapat semakin baik," tutup Kartika.