Mensos Risma: Cuaca buruk perlambat pendistribusian bantuan ke NTT
7 April 2021 19:41 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini (baju putih) saat memberikan keterangan pers terkait bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) di lobi gedung Kementerian Sosial di Jakarta, Rabu (7/4/2021). ANTARA/Desi Purnamawati.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyatakan, cuaca buruk yang masih berlangsung pascabencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) memperlambat pendistribusian bantuan untuk para pengungsi.
"Bantuan terlambat karena cuaca. Jadi kemarin kami bawa barang turun di Maumere dan melalui jalur darat ke Larantuka lalu menyeberang ke Adonara. Memang cuaca tidak bagus," kata Mensos Risma saat konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: MUI: Bencana muncul karena faktor perilaku manusia yang merusak alam
Karena cuaca buruk, kapal tidak diizinkan menyeberang ke pulau-pulau yang terdampak bencana tersebut sehingga menjadi kendala dalam pendistribusian bantuan.
"Masalahnya transportasi sulit sehingga kita juga kesulitan membawa barang kesana," jelas Risma.
Baca juga: Jenazah korban tanah longsor di Lama Nele dimakamkan massal
Berdasarkan peninjauan Risma ke lokasi bencana sebelumnya, serta laporan dari pemda setempat, wilayah yang terdampak parah bencana akibat siklon tropis Seroja itu adalah Kabupaten Larantuka, Adonara, Sumba Timur, Alor, Ende dan Malaka.
Sebelumnya, Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik senilai Rp2,6 miliar untuk pemenuhan kebutuhan dasar penyintas dan santunan bagi ahli waris korban yang meninggal dunia.
Baca juga: Korban jiwa akibat bencana alam di NTT bertambah jadi 124 orang
Namun menurut Risma, masih banyak daerah terdampak yang belum terdistribusi bantuan dan bantuan mendesak saat ini adalah bahan makanan, obat-obatan serta alat berat untuk evakuasi korban.
Siklon Seroja hingga saat ini terus bergerak menjauhi wilayah Indonesia, namun masih memberikan dampak berupa angin kencang dan gelombang tinggi di sejumlah perairan yang dilalui.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua: Dua warga meninggal akibat bencana hidrometeorologi
Siklon yang menguat pada Senin (5/4) dini hari pukul 01.00 WIB itu menimbulkan dampak bencana di Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Ende, Sabu Raijua, Alor, Kupang,Belu, Timor Tengah Utara dan kota Kupang.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu pukul 14.00 WIB, jumlah korban jiwa sebanyak 124 orang dengan rincian di Kabupaten Flores Timur 67 orang, Lembata 28 orang, Alor 21 orang, Malaka tiga orang, Sabu Raijua dua orang, Kota Kupang, Kabupaten Ende dan Kabupaten Kupang masing-masing satu orang.
"Bantuan terlambat karena cuaca. Jadi kemarin kami bawa barang turun di Maumere dan melalui jalur darat ke Larantuka lalu menyeberang ke Adonara. Memang cuaca tidak bagus," kata Mensos Risma saat konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: MUI: Bencana muncul karena faktor perilaku manusia yang merusak alam
Karena cuaca buruk, kapal tidak diizinkan menyeberang ke pulau-pulau yang terdampak bencana tersebut sehingga menjadi kendala dalam pendistribusian bantuan.
"Masalahnya transportasi sulit sehingga kita juga kesulitan membawa barang kesana," jelas Risma.
Baca juga: Jenazah korban tanah longsor di Lama Nele dimakamkan massal
Berdasarkan peninjauan Risma ke lokasi bencana sebelumnya, serta laporan dari pemda setempat, wilayah yang terdampak parah bencana akibat siklon tropis Seroja itu adalah Kabupaten Larantuka, Adonara, Sumba Timur, Alor, Ende dan Malaka.
Sebelumnya, Kementerian Sosial telah mengirimkan bantuan logistik senilai Rp2,6 miliar untuk pemenuhan kebutuhan dasar penyintas dan santunan bagi ahli waris korban yang meninggal dunia.
Baca juga: Korban jiwa akibat bencana alam di NTT bertambah jadi 124 orang
Namun menurut Risma, masih banyak daerah terdampak yang belum terdistribusi bantuan dan bantuan mendesak saat ini adalah bahan makanan, obat-obatan serta alat berat untuk evakuasi korban.
Siklon Seroja hingga saat ini terus bergerak menjauhi wilayah Indonesia, namun masih memberikan dampak berupa angin kencang dan gelombang tinggi di sejumlah perairan yang dilalui.
Baca juga: BPBD Sabu Raijua: Dua warga meninggal akibat bencana hidrometeorologi
Siklon yang menguat pada Senin (5/4) dini hari pukul 01.00 WIB itu menimbulkan dampak bencana di Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, Ende, Sabu Raijua, Alor, Kupang,Belu, Timor Tengah Utara dan kota Kupang.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu pukul 14.00 WIB, jumlah korban jiwa sebanyak 124 orang dengan rincian di Kabupaten Flores Timur 67 orang, Lembata 28 orang, Alor 21 orang, Malaka tiga orang, Sabu Raijua dua orang, Kota Kupang, Kabupaten Ende dan Kabupaten Kupang masing-masing satu orang.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: